Archive for 2014

Memandang Longsor Dahsyat Jemblung dari Ketinggian Udara dan Satelit (Artikel Copas dari Ekliptika)

Beberapa hari pasca bencana longsor dahsyat yang meluluhlantakkan dusun Jemblung, desa Sampang Banjarnegara, bagaimana luasnya skala bencana tersebut mulai terkuak. Khususnya setelah dua tim yang berbeda melaksanakan pemotretan (pencitraan) di atas lokasi bencana. Pencitraan pertama dikerjakan oleh tim KataDesa (Banjarnegara) bekerjasama dengan BukaPeta (Jakarta) dengan menggunakan pesawat udara nir-awak (PUNA) atau drone tepat di atas lokasi longsor pada Rabu 17 Desember 2014 Tarikh Umum (TU) lalu. Kedua relawan lembaga nirlaba tersebut melakukan pemotretan udara (pencitraan aerial) selama tiga hari penuh hingga 20 Desember 2014 TU, yang menghasilkan sejumlah data dalam bentuk rekaman-rekaman foto dan video.

Sejumlah citra foto dan videonya telah dipublikasikan semenjak awal. Sementara pencitraan kedua dilaksanakan oleh tim respon cepat bencana LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) pada saat yang hampir sama. Memanfaatkan satelit penginderaan jauh Pleiades milik badan antariksa Perancis yang melintas jauh di atas lokasi bencana pada 16 Desember 2014 TU, tim LAPAN mencitra dan mengolah datanya dalam kanal cahaya tampak (visual) untuk kemudian memublikasikan hasilnya per 19 Desember 2014 TU. Hasil kerja dua tim yang berbeda tersebut saling melengkapi sehingga memberikan perspektif baru dalam upaya kita memahami bencana tanah longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 ini.

Gambar 1. Panorama dusun Jemblung, desa Sampang (Banjarnegara) dan Gunung Telagalele pasca bencana longsor dahsyat 12 Desember 2014. Dibuat dalam peta Google Earth yang dilapisi (overlay) citra satelit Pleiades dalam kanal cahaya tampak. Nampak lereng utara Gunung Telagalele yang longsor, dengan mahkota longsor di elevasi 1.060 meter dpl. Nampak pula lembah miring dimana dusun Jemblung semula berada, dengan ujung timur lembah 30 meter lebih tinggi dari ujung baratnya. Sumber: Sudibyo, 2014 berbasis Google Earth dan LAPAN, 2014.
Gambar 1. Panorama dusun Jemblung, desa Sampang (Banjarnegara) dan Gunung Telagalele pasca bencana longsor dahsyat 12 Desember 2014. Dibuat dalam peta Google Earth yang dilapisi (overlay) citra satelit Pleiades dalam kanal cahaya tampak. Nampak lereng utara Gunung Telagalele yang longsor, dengan mahkota longsor di elevasi 1.060 meter dpl. Nampak pula lembah miring dimana dusun Jemblung semula berada, dengan ujung timur lembah 30 meter lebih tinggi dari ujung baratnya. Sumber: Sudibyo, 2014 berbasis Google Earth dan LAPAN, 2014.

Citra aerial dan citra satelit tersebut menyajikan batas-batas longsor dan beberapa perspektif tiga dimensi sektor longsor tertentu. Tatkala batas-batas tersebut dimasukkan ke dalam program pemetaan seperti Google Earth, diperoleh bahwa longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 mencakup area seluas hampir 18 hektar. Dari area seluas itu sekitar 2,2 % di antaranya, yakni hampir 4.000 meter persegi, merupakan bagian yang tak terjamah aliran maupun timbunan tanah dalam bencana ini, yang mencakup sebuah rumah berdinding putih dan kebun jagung.

Dua Luncuran
Selamatnya rumah dan kebun jagung ini dari terjangan tanah longsor telah mengundang decak kagum. Banyak yang menyebutnya sebuah keajaiban. Cerita-cerita yang tersebar luas tak berkeruncingan di media sosial menuturkan rumah itu adalah milik kiai kampung yang rajin berdakwah kepada penduduk sekitar. Namun penelusuran lebih lanjut menunjukkan pemilik rumah tersebut adalah seorang petani yang tinggal bersama istri, anak, menantu dan cucunya. Meski rumah tersebut selamat dari terjangan tanah, namun tidak demikian dengan penguninya. Hanya sang menantu yang sedang hamil 9 bulan dan satu keponakannya yang luput dari maut meski sempat tertimbun tanah setebal 1 meter. Sementara petani, istri, anak dan seorang cucunya lagi menjadi korban bencana dahsyat ini.

Gambar 2. Citra satelit Pleiades lokasi bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 beserta lokasi luncuran tanah utama yang berskala besar dan dua luncuran tanah berskala kecil yang menduluinya. Sumber: LAPAN, 2014.
Gambar 2. Citra satelit Pleiades lokasi bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 beserta lokasi luncuran tanah utama yang berskala besar dan dua luncuran tanah berskala kecil yang menduluinya. Sumber: LAPAN, 2014.

Citra aerial dipadukan dengan citra satelit menempatkan rumah dan kebun yang selamat itu dalam perspektif baru pada bencana longsor dahsyat ini. Dalam analisa sementara penulis, rumah dan kebun yang selamat beserta sepenggal tanah sempit di atasnya merupakan pembatas bagi sekurangnya dua kejadian luncuran tanah yang berbeda namun berlangsung dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan yang sebelah menyebelah. Yakni luncuran tanah sisi timur (arah Dieng) dan luncuran tanah sisi barat (arah Banjarnegara). Dua luncuran tanah ini ternyata senada dengan hasil analisis sementara BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) seperti yang dipaparkan Kepala Pusdatin (pusat data dan informasi) BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada 15 Desember 2014 TU lalu. Arah gerak kedua luncuran tanah tersebut pun terlihat berbeda. Namun pada akhirnya kedua luncuran tanah itu saling berkoalisi hingga menghasilkan kerusakan cukup besar dan luas.

Google Earth memperlihatkan dusun Jemblung secara topografis terletak di sebuah lembah berarah barat-timur yang dipagari dua buah gunung (bukit), masing-masing di sisi selatan dan utaranya. Bukit di sisi selatan dikenal sebagai Gunung Telagalele. Lembah ini tidak rata melainkan berhias sejumlah gundukan. Di sela-selanya mengalir sungai Petir, sebuah sungai kecil yang bermuara ke sungai Merawu. Sungai Merawu sendiri merupakan salah satu anak sungai utama dari sungai Serayu yang besar. Sehingga sungai Petir dan seluruh dusun Jemblung pada dasarnya merupakan bagian dari DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu.

Lembah dimana dusun Jemblung berada juga bukanlah lembah datar ataupun landai, karena ujung timurnya 30 meter lebih tinggi ketimbang ujung baratnya. Selain lebih rendah, ujung barat lembah dimana dusun Jemblung berada juga tepat bersisian dengan sungai Petir. Berbeda dengan ujung timurnya. Faktor ini yang nampaknya berperan penting terhadap aliran tanah pada bencana longsor dahsyat 12 Desember 2014 TU.
Sebelum luncuran tanah terjadi, dusun Jemblung telah lebih dulu dikejutkan oleh dua peristiwa luncuran tanah dalam skala kecil yang mengambil lokasi di dusun Jemblung sebelah barat. Apakah masih berkaitan ataukah tidak, apakah salah satu atau kedua longsor kecil itu menyebabkan gangguan stabilitas lereng utara Gunung Telagalele ataukah tidak, yang jelas ia segera diikuti luncuran tanah yang jauh lebih besar. Luncuran tanah terakhir ini secara umum dapat dibedakan menjadi luncuran tanah sisi timur dan luncuran tanah sisi barat.

Gambar 3. Perkiraan batas luncuran tanah sisi timur dalam bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 (garis kuning putus-putus) dalam citra satelit Pleiades pada kanal cahaya tampak (kiri) dan citra aerial PUNA/drone (kanan). Selain batas luncuran tanah, beberapa ciri khas tanah longsor dapat dikenali khususnya dalam citra aerial. Sumber: LAPAN, 2014 & KataDesa, 2014 dengan teks oleh Sudibyo, 2014.
Gambar 3. Perkiraan batas luncuran tanah sisi timur dalam bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 (garis kuning putus-putus) dalam citra satelit Pleiades pada kanal cahaya tampak (kiri) dan citra aerial PUNA/drone (kanan). Selain batas luncuran tanah, beberapa ciri khas tanah longsor dapat dikenali khususnya dalam citra aerial. Sumber: LAPAN, 2014 & KataDesa, 2014 dengan teks oleh Sudibyo, 2014.

Luncuran tanah sisi timur melaju tepat ke utara, menuju dusun Jemblung sebelah timur yang ada di kakinya. Namun volume tanah dalam luncuran tanah sisi timur ini mungkin lebih kecil ketimbang luncuran tanah sisi barat. Sehingga energinya pun mungkin lebih kecil yang membuatnya sebatas menimbuni jalan raya Banjarnegara-Dieng/Banjarnegara-Pekalongan dan bentang lahan di sisi selatannya. Ia tak sanggup ‘meloncat’ untuk menimbuni mayoritas rumah di dusun Jemblung sebelah timur yang ada di gundukan sisi utara jalan raya. Bahkan terdapat tanda-tanda benturan massa tanah longsoran ke gundukan dimana rumah-rumah dusun Jemblung sebelah timur berada. Benturan ini menyebabkan sebagian massa tanah longsor tersebut nampaknya terbelokkan ke arah barat, menurun menuju dusun Jemblung sebelah barat.

Hal itu berbeda dengan luncuran tanah sisi barat. Pada awalnya luncurannya mungkin kecil dengan arah ke utara-barat laut. Namun tumpukan material longsornya amat mendesak lereng yang lebih rendah. Sehingga lereng yang sudah labil itu pun turut runtuh, menghasilkan longsor dalam volume lebih besar juga dengan arah ke utara-barat laut. Hal yang sama berulang, tumpukan materialnya mendesak lereng yang lebih rendah lagi hingga turut longsor. Pada akhirnya luncuran tanah sisi barat membawa volume tanah yang lebih besar ketimbang sisi timur. Pun demikian energinya, sehingga daya gerusnya pun lebih besar. Massa tanah pun terdorong jauh tanpa terhenti meski telah menghantam dusun Jemblung sebelah barat dengan telak. Selain dari luncuran tanah sisi barat, dusun Jemblung sebelah barat juga diterjang sebagian kecil massa tanah dari longsoran tanah sisi timur yang tadi terbelokkan. Akibatnya dusun Jemblung sebelah barat pun dihapus dari peta, sebagian tertimbun tanah dan sebagian lagi tergerus. Massa tanah di sini pun meluncur jauh hingga memasuki sungai Petir untuk kemudian menghilir sejauh sekitar 150 meter. Sehingga selain di bekas dusun Jemblung sebelah barat, banyak jasad korban longsor yang ditemukan di sekitar sungai Petir.

Gambar 4. Perkiraan batas luncuran tanah sisi barat dalam bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 dalam citra satelit Pleiades pada kanal cahaya tampak (kiri) dan citra aerial PUNA/drone (kanan). Kemungkinan terjadi tiga kali pergerakan tanah secara berantai, dari lereng yang lebih tinggi ke lereng yang lebih rendah dengan luasan kian membesar. Perkiraan batas masing pergerakan tanah diperlihatkan oleh garis kuning putus-putus, sementara arah masing-masing gerakan tanah oleh tanda panah. Sumber: LAPAN, 2014 & KataDesa, 2014 dengan teks oleh Sudibyo, 2014.
Gambar 4. Perkiraan batas luncuran tanah sisi barat dalam bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 dalam citra satelit Pleiades pada kanal cahaya tampak (kiri) dan citra aerial PUNA/drone (kanan). Kemungkinan terjadi tiga kali pergerakan tanah secara berantai, dari lereng yang lebih tinggi ke lereng yang lebih rendah dengan luasan kian membesar. Perkiraan batas masing pergerakan tanah diperlihatkan oleh garis kuning putus-putus, sementara arah masing-masing gerakan tanah oleh tanda panah. Sumber: LAPAN, 2014 & KataDesa, 2014 dengan teks oleh Sudibyo, 2014.

Hingga Minggu 21 Desember 2014 TU tengah hari, secara akumulatif tim telah menemukan 95 jenazah. Paling tidak 13 jasad lainnya masih belum ditemukan. Namun atas kesepakatan bersama warga dusun Jemblung, BNPB memutuskan untuk menghentikan proses pencarian jasad korban. Pertimbangannya adalah luasnya kawasan yang terkena longsor, tebalnya timbunan tanah, cuaca yang kurang menentu dan ancaman longsor susulan akibat keberadaan telaga baru di bawah mahkota longsor sisi barat. Fokus penanganan bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 kini dialihkan pada relokasi penduduk dari 35 KK (kepala keluarga) yang selamat, mencakup 32 KK yang rumahnya tertimbun longsor dan 3 KK yang rumahnya rusak berat. 21 KK sisanya tidak turut direlokasi karena seluruhnya menjadi korban bencana dahsyat ini.

Pelajaran
Selain bermanfaat memperkirakan bagaimana mekanisme sebuah bencana khususnya pada bencana yang berskala besar, penggunaan citra aerial dan/atau citra satelit memberikan pelajaran berharga dari Banjarnegara. Citra aerial dan/atau citra satelit sangat membantu dalam pencarian jasad korban. Dalam bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 ini, citra aerial dan satelit membantu memberikan gambaran antara pra dan pasca bencana. Sehingga gambaran dimana rumah-rumah yang tertimbun/tergerus tanah longsor dapat segera diperoleh. Mengingat cuaca yang kurang mendukung dengan langit kerap mendung, satelit penginderaan jauh tak bisa secepatnya membantu apalagi jika bekerja pada kanal cahaya tampak. Sebab pandangan satelit ke lokasi bencana akan kerap terganggu oleh tutupan awan. Sebaliknya PUNA/drone tidak begitu terganggu karena ketinggian jelajahnya lebih rendah dibanding awan. Sepanjang tidak turun hujan deras, PUNA/drone dapat dioperasikan tepat di atas lokasi bencana.

Gambar 5. Panorama eks Dusun Jemblung sebelah barat yang telah lumat oleh timbunan tanah dan juga tergerus (atas) dan Dusun Jemblung sebelah timur dengan latar depan tebing tempat sebagian massa tanah dalam luncuran tanah sisi timur menubruk untuk kemudian berbelok arah (bawah). Sumber: KataDesa, 2014 dengan teks oleh Sudibyo, 2014.
Gambar 5. Panorama eks Dusun Jemblung sebelah barat yang telah lumat oleh timbunan tanah dan juga tergerus (atas) dan Dusun Jemblung sebelah timur dengan latar depan tebing tempat sebagian massa tanah dalam luncuran tanah sisi timur menubruk untuk kemudian berbelok arah (bawah). Sumber: KataDesa, 2014 dengan teks oleh Sudibyo, 2014.

Dalam bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 ini, sebelum tim KataDesa dan BukaPeta meluncurkan PUNA/drone-nya, sesungguhnya telah ada PUNA/drone lain yang terbang di atas lokasi bencana. Yakni dari tim respon cepat bencana UGM (Universitas Gadjah Mada) serta dari tim BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Hasil pencitraan aerial tim ini memang tidak dipublikasikan, namun nampaknya kemudian menjadi acuan bagi BNPB untuk menyusun bagan bencana longsor. Dengan bagan tersebut, maka dusun Jemblung yang terlanda bencana dibagi ke dalam sektor-sektor tertentu. Sehingga upaya tim relawan dalam pencarian jasad-jasad korban dapat dilakukan dengan lebih fokus.
Selain sangat membantu dalam pencarian jasad para korban dengan memetakan batas-batas kawasan yang terlanda bencana longsor, pelajaran berharga lainnya dari Banjarnegara adalah bahwa citra aerial yang diproduksi PUNA/drone juga membantu mengevaluasi bagaimana tutupan vegetasi (tumbuh-tumbuhan) di sebuah lereng. Juga bagaimana keadaan lereng tersebut, khususnya lereng yang telah menunjukkan gejala pendahuluan akan bencana tanah longsor dalam bentuk retak-retak tanah dalam beragam skala. Ini akan sangat membantu dalam menyiapkan kewaspadaan bagi masyarakat disekitarnya.

Gambar 6. Perkiraan arah gerakan tanah dalam bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014. Luncuran tanah sisi timur digambarkan dengan panah kuning, sementara luncuran tanah sisi barat dengan panah merah. Gabungan massa tanah kedua luncuran digambarkan dengan panah hitam, yang terus menerjang dusun Jemblung sebelah barat hingga memasuki sungai Petir. Sumber: KataDesa, 2014 dengan teks oleh Sudibyo, 2014.
Gambar 6. Perkiraan arah gerakan tanah dalam bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014. Luncuran tanah sisi timur digambarkan dengan panah kuning, sementara luncuran tanah sisi barat dengan panah merah. Gabungan massa tanah kedua luncuran digambarkan dengan panah hitam, yang terus menerjang dusun Jemblung sebelah barat hingga memasuki sungai Petir. Sumber: KataDesa, 2014 dengan teks oleh Sudibyo, 2014.

Takdir kebumian Banjarnegara khususnya kawasan Karangkobar-Merawu dengan batuan dasarnya yang rapuh membuat kejadian longsor di sini menjadi begitu banyak dan beberapa diantaranya unik. Dalam pandangan umum, tanah longsor bisa diminimalkan atau bahkan dielakkan jika lereng yang setengah terjal atau bahkan terjal ditanami dengan vegetasi (tumbuhan) berakar tunjang. Namun di sebagian Banjarnegara, hal tersebut tidak selalu berlaku. Dalam bencana longsor dahsyat Gunungraja (Sijeruk) 2006 misalnya, longsor berskala besar tetap terjadi meskipun lereng Bukit Pawinihan masih tertutup tumbuhan-tumbuhan tinggi yang relatif rapat dan berakar tunjang. Tebalnya tanah pelapukan membuat tumbuh-tumbuhan itu tak sempat mengakar kuat hingga ke lapisan batuan yang masih keras dibawahnya. Sehingga tatkala tanah pelapukan itu jenuh dengan air, longsor pun tetap terjadi.

Gambar 7. Tiga titik retak baru di Gunung Telagalele, desa Sampang (Banjarnegara), tak jauh dari lokasi longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014. Ketiga titik retak baru ini harus dicermati lebih lanjut ke depan sebagai titik-titik yang rawan longsor. Sumber: Sudibyo, 2014 berbasis Google Earth dan data dari KataDesa, 2014.
Gambar 7. Tiga titik retak baru di Gunung Telagalele, desa Sampang (Banjarnegara), tak jauh dari lokasi longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014. Ketiga titik retak baru ini harus dicermati lebih lanjut ke depan sebagai titik-titik yang rawan longsor. Sumber: Sudibyo, 2014 berbasis Google Earth dan data dari KataDesa, 2014.

Pasca bencana longsor dahsyat Jemblung (Sampang) 2014 ini, beberapa titik retakan baru telah muncul di lereng Gunung Telagalele. Misalnya di teras SD Negeri 3 Sampang (dusun Tekik), di jalan desa ke dusun Gondang dan tepat di atas mahkota longsor Jemblung. Di luar Gunung Telagalele, retakan-retakan juga terdeteksi di dusun Slimpet desa Tlaga (kecamatan Punggelan) dan di desa Bandingan (kecamatan Sigaluh). Titik-titik retakan baru ini bisa jadi merupakan gejala pendahuluan tanah longsor yang akan datang.
Titik-titik ini perlu segera ditangani dengan jalan segera ditutup tanah hingga rata. Juga perlu untuk terus dipantau apakah ada tanda-tanda pendahuluan lainnya seperti mulai merosotnya lereng, mulai miringnya pepohonan/tiang listrik ataupun mulai menegangnya kabel listrik yang melintas di atas lokasi. Selain itu bagaimana skenario terburuk terkait besarnya luncuran tanah dan arahnya pun musti mulai dipikirkan. Dalam konteks inilah pencitraan aerial berbasis PUNA/drone menjadi penting peranannya untuk mengevaluasi status lereng tersebut. Apalagi dengan kemampuannya yang melebihi resolusi citra satelit penginderaan bumi dan ongkos operasionalnya yang relatif murah. Agar kelak korban tak lagi berjatuhan…

Special Regard to ekliptika.wordpress.com 
12.23.2014
Posted by ngatmow

Charity Hunt KPFB : Fotografer Peduli Bencana

Komunitas Penggemar dan Penghobi Fotografi Banjarnegara (KPFB) pada hari Sabtu yang lalu, tanggal 20 Desember 2014, menggelar sebuah acara amal bertajuk "Penggalangan Dana Fotografer Peduli Bencana" bertempat di sebagian ruas jalan Dipayuda Banjarnegara.


Acara penggalangan dana dengan tema "Berbuat nyata untuk sesama" ini adalah sebagai wujud kepedulian Komunitas Fotografer yang ada di Banjarnegara dan sekitarnya atas musibah yang terjadi di wilayah Banjarnegara, terutama yang menimpa Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar.
Peserta acara  sendiri datang dari para penghobi dan menggemar fotografi di Banjarnegara dan juga komunitas fotografer dari luar kota, seperti Purwokerto, Kebumen, Wonosobo, Purworejo, Magelang, dan daerah lainnya. Dalam hunting ini, pantia mendatangkan delapan model dari Inggil Production Banjarnegara, dan Embun Pagi Akustika sebagai pengisi acara.

Sebagai informasi, pada acara yang digelar selama hampir 3 jam ini, donasi yang terkumpul mencapai Rp. 12.480.600,-. Donasi tersebut berasal dari sumbangan on the spot peserta dan donasi lintas komunitas yang berkenan hadir seperti Formulasi (Forum Multimedia Edukasi), SFCI (Suzuki Forsa Community Indonesia), HPPW (Himpunan Penggemar Photo Wonosobo), Pengusaha Kampus Jateng. Juga donasi via transfer melalui rekening panitia seperti dari KoFiPon (Komunitas Fotografi Ponsel),  Jurnalis Peduli Banjarnegara dan personal yang turut merasakan keprihatinan korban bencana.

Tidak hanya itu, dukungan juga datang dari Kompo Motor Banjarnegara, Candradimuka Jeep Comunity, Dapoer Central, Entik Cafe, Warkopenyong Cafe, dan Fabian Salon.
“Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak, termasuk yang dengan ikhlas menyediakan properti untuk kepentingan hunting bareng ini,” Ujar Renda Sabita Noris selaku ketua panitia.

Dana yang terkumpul kemudian disalurkan melalui Posko Bantuan Logistik Pemda Banjarnegara pada hari Senin tanggal 22 Desember 2014 pukul 10.30 WIB dengan diterima oleh Kabag. Kesra Setda Banjarnegara, Drs. Wahyono, MM.

Bersama Mas Ahlis dari Pengusaha kampus Jateng

Bersama Mas Eko Prem dari HPPW
Donasi dari SFCI


Penyerahan Donasi Kepada Posko Bantuan Logistik Pemda Banjarnegara


Berita duka dari Jemblung

Berita duka kembali menghiasi layar kaca di seluruh negeri ini. Semua headline news tertuju ke Banjarnegara. Di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, tanah longsor tiba-tiba datang mengubur sekitar 40 rumah yang dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 keluarga sekitar pukul 17.30 WIB. Jumlah warga Dusun Jemblung RT 05 RW 01 yang tertimpa longsor diperkirakan sekitar 108 orang, sedangkan warga lainnya berhasil menyelamatkan diri. Selain itu, sejumlah mobil yang sedang melintas di jalan Karangkobar-Banjarnegara turut tertimpa longsor. Sehingga jumlah pasti korban meninggal dalam bencana ini diperkirakan jauh diatas angka yang muncul di media massa.

Banyak korban selamat mengatakan bahwa musibah kali ini sangat aneh. Tanah longsoran bergerak seperti ombak yang bergulung dan berputar membentuk pusaran besar. Tanah seolah menjadi cair dan berwarna mengerikan dengan gemuruh suara yang sungguh dahsyat.

Karena itulah kemudian banyak versi cerita muncul di kemudian hari. Mulai dari yang bersifat ilmiah sampai cerita mistis yang melatarbelakanginya.
Kebanyakan dari korban selamat pada malam itu juga bergerak dengan alat seadanya untuk mencari korban selamat lain yang lokasinya tidak begitu jauh dari posisi mereka. Malam yang gelap itu semakin mencekam dengan teriakan manusia yang maminta pertolongan. Dan tangisan orang orang yang kehilangan sanak saudara, juga teriakan orang orang yang saling menguatkan satu sama lain ditengah himpitan tanah tanpa bisa saling menolong. Tragis....
   
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan beberapa penyebab terjadinya longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/12/2014 - Kompas)
"Dusun Jemblung di dalam peta merupakan daerah yang rawan longsor dengan intensitas sedang-tinggi," ujar Sutopo, dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jalan Juanda, Jakarta Pusat.

Sutopo mengatakan, pada dua hari menjelang terjadinya longsor, yaitu pada tanggal 10-11 Desember, wilayah di sekitar Dusun Jemblung, Banjarnegara, diguyur hujan yang cukup deras. Akibatnya, tanah di lokasi tersebut menjadi penuh dengan air. Kemudian, menurut Sutopo, materi penyusun bukit Telaga Lele, di Dusun Jemblung, merupakan endapan vulkanik tua sehingga solum atau lapisan tanah cukup tebal dan terjadi pelapukan.

Selain itu, kemiringan lereng di bukit tersebut kurang dari 60 persen. Saat kejadian, mahkota longsor berada pada kemiringan lereng 60-80 persen. Sutopo juga mengatakan, penyebab longsor tidak lepas dari ulah manusia sendiri. Tanaman di atas bukit tempat terjadinya longsor adalah tanaman semusim, dengan jenis palawija, yang tidak rapat. Akibatnya, kondisi tanah menjadi longgar dan mudah terbawa air."Budidaya pertanian yang tidak mengindahkan konservasi juga jadi penyebab. Kondisi tanah dan air di lokasi kejadian, di mana tidak ada terasering pada lereng tersebut," kata Sutopo.















 



Innalillahi wainna ilaihi roji'un.....
Hanya itu yang bisa kita ucapkan selain segera bertindak dengan segala kemampuan yang kita bisa untuk meringankan beban bagi saudara saudara kita yang terkena musibah disana.


Tidak lupa mari kita tundukkan kepala sejenak untuk berdoa, semoga mereka yang sedang tertimpa musibah diberikan kekuatan dan kesabaran, dan kita semua semoga diingatkan bahwa kita ini hanyalah makhluk-Nya yang tidak punya kekuatan apapun untuk berlaku sombong dan melupakan keberadaan-Nya


12.15.2014
Posted by ngatmow

Anies Baswedan, Guru Anak-anak Muda Indonesia

Ditengah carut marutnya dunia politik di negeri ini, lambat laun kita sebagai masyarakat kecil akhirnya bisa melihat mana petinggi-petinggi bangsa yang hanya "omong tok" dan mana yang benar benar mau bekerja demi bangsa ini.

Nama Anies Baswedan tidak asing lagi di telinga para generasi muda. Ide dan pemikirannya yang cerda membawa angin segar bagi perubahan bangsa.

Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 ini menorehkan tinta emas sebagai intelektual muda nasional namun berprestasi global. Hal ini dimulai sejak Anies menjadi peserta AFS, Intercultural Programs yakni program pertukaran pelajar siswa Indonesia-Amerika, tahun 1987. Ia kemudian menjadi salah satu tokoh intelektual muda Indonesia.

Anies berhasil masuk dalam daftar 100 intelektual Publik Dunia oleh Majalah Foreign Policy. Anies tercantum di majalah terbitan Amerika ini pada edisi April 2008. Dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang tercantum namanya pada majalah tersebut.

Pria yang dikenal ramah dan murah senyum ini berhasil mensejajarkan namanya bersama para intelektual muda kelas dunia di antaranya Al Gore (aktivis lingkungan/mantan Wakil Presiden AS), Francis Fukuyama (ilmuwan AS), Lee KuanYew (menteri mentor Singapura) hingga pemenang Nobel perdamaian asal Bangladesh Muhammad Yunus. Hanya ini saja? Tentu tidak.

Selain itu, pada April 2010 pria bernama lengkap Anies Rasyid Baswedan ini juga terpilih sebagai salah satu dari 20 tokoh yang akan membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight. Majalah terbitan Jepang ini menampilkan 20 tokoh yang diperkirakan akan menjadi perhatian dunia, salah satunya adalah nama Anies yang disematkan berdampingan dengan 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Miliband, anggota Parlemen serta Sekjen Indian National Congress India Rahul Gandhi.

Siapa sesungguhnya sosok cerdas yang sudah mendunia ini? Anies Baswedan berasal dari keluarga sederhana, masa kecil Anies dihabiskan di Kota Pelajar, Yogyakarta. Lahir dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid keduanya merupakan dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Yogyakarta. Sebagai informasi, Anies muda bukanlah seorang bintang di kelasnya. Sejak kecil Anies malah tidak pernah juara kelas, tetapi bakat kepemimpinannya sudah terlihat, saat kecil dia selalu proaktif terhadap berbagai hal dibanding teman-teman seusianya.

Anies juga membentuk perkumpulan anak-anak muda di kampungnya yang diberi nama ‘Kelabang’ (Klub Anak Berkembang) pada usia yang relatif masih sangat muda yakni umur 7 tahun. Bayangkan saja, di usia yang pada umumnya anak sedang asyiknya bermain kelereng dia justru sudah memikirkan sesuatu pemikiran yang besar.

Anies boleh saja menjadi sosok intelektual di masa kini, namun tahukah Anda, selain menjadi anak yang aktif, Anies ternyata gemar adu jotos dengan teman-teman sebayanya.

"Semua orang saya anggap sak tinju. Ditonjokin (dipukul) semua..." ucap suami dari Fery Farhati Ganis, S.Psi. M.Sc, mengenang masa kecilnya. "Saya merasa terinspirasi Muhammad Ali," ungkap Anies, menyebut idolanya petinju legendaris berkulit hitam asal Amerika Serikat itu.

Lantaran gemar meninju teman-teman sebayanya, baik di sekolah atau di lingkungan rumahnya di Yogyakarta, berulangkali ia pun dipanggil kepala sekolah. “Saat kelas 1 dan 2 sekolah dasar, saya memang agak punya masalah," ucap ayah dari empat orang anak ini.

Namun demikian, siapa sangka, kegemarannya bertinju itu kelak mengantarnya gemar membaca buku, dan mengenal tokoh-tokoh nasional dan dunia, serta belakangan membuatnya akrab dengan istilah dan makna inspirasi.

Beranjak remaja, Anies tumbuh menjadi seorang yang hebat dan berprestasi. Saat SMP, dia dipercaya menjadi Ketua Seksi Pengabdian Masyarakat di sekolahnya SMP Negeri 5 Yogya. Anies selalu dipercaya oleh guru-gurunya untuk tampil mewakili sekolahnya kala itu. Hal yang lebih menakjubkan lagi ketika Anies duduk di bangku SMA Negeri 2 Yogya, Anies yang baru duduk di kelas satu sudah dipercaya menjadi ketua OSIS SMA se-Indonesia, hal yang sangat jarang terjadi di setiap sekolah di seluruh penjuru negeri ini.

Anies mengikuti program pertukaran pelajar AFS Intercultural Programs di Indonesia yang diselenggarakan oleh Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat (1987-1988). Anies terpaksa menjalani masa SMA selama 4 tahun pada (1985-1989).

Jiwa aktivis mengalir begitu deras dalam sekujur tubuh Anies. Dia tumbuh menjadi pemuda aktif. Lulus dari SMA dia lalu melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Ekonomi UGM di tahun 1989, Anies aktif di gerakan mahasiswa dan menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa UGM.

Setelah meraih gelar sarjananya tahun 1995, Anies mendapatkan beasiswa Fulbright untuk pendidikan Master Bidang International Security and Economic Policy di Universitas Maryland, College Park. Berkat prestasi-prestasinya yang sangat gemilang, sewaktu kuliah, dia dianugerahi William P. Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship, dan ASEAN Student Award.

Tak hanya sampai di situ, 10 tahun kemudian Anies kembali melanjutkan pendidikan doktoralnya menggunakan jalur beasiswa di Universitas Northern Illinois, Amerika Serikat dan dapat menyelesaikan disertasinya dengan sangat baik.



Setelah menyelesaikan studinya, ia pun langsung pulang ke Indonesia, kiprahnya di Jakarta begitu hebat. Selain berprofesi sebagai intelektual, Anies selalu mengisi kegiatan-kegiatan seminar pendidikan, keagamaan dan kebangsaan.

Tak ayal melihat kiprahnya yang demikian hebat, dua tahun kepulangannya Anies langsung terpilih sebagai rektor Universitas Paramadina, sebuah universitas yang dibangun dengan modal warisan intelektual dan nama besar almarhum Nurcholis Madjid yang mendunia. Saat itu usianya baru menginjak 38 tahun, ia pun dianugerahkan sebagai Rektor Termuda di Indonesia.

Doktor ilmu politik dari Northern Illinois University, AS, ini lahir dari keluarga pendidik yang menyimpan tekad untuk turut membangun bangsa melalui jalur pendidikan.

“Kami tidak berencana menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia, tapi kami berencana mengajak semua pihak turun tangan menyelesaikan masalah pendidikan Indonesia. Problem yang ada di bangsa ini luar biasa banyak. Tidak bisa kita berharap satu orang menyesaikan every single detail,” ujar Anies.

Tergugah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Anies pun mendirikan gerakan pendidikan baru yaitu Indonesia Mengajar. Sebuah program yang merekrut anak-anak muda terbaik lulusan perguruan tinggi di Indonesia untuk mengabdi sebagai guru di sekolah-sekolah dasar yang berada di pelosok Indonesia.


Lewat program Indonesia Mengajar, Anies mengajak para pemimpin muda Indonesia yang telah selesai berkiprah di dunia kampus, untuk terjun ke desa-desa di pelosok negeri yang tanpa listrik, tanpa sinyal telepon. Menyebarkan harapan, memberikan inspirasi, dan menggantungkan mimpi bagi anak-anak negeri lewat kehadiran para lulusan terbaik universitas ternama.

Ini pembuktian bahwa Anies ingin membangun Indonesia dengan langkah sederhana yang konkrit namun memberi terang setelah kegelapan. Tak salah jika ia dijuluki sebagai sang guru bangsa. Bangga? Tentu saja!


Sumber : Sooperboy.com
12.08.2014
Posted by ngatmow
Tag :

Festival Sungai Merawu : Simple, unik, asik dan mBanjar banget

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 8 November 2014, Masyarakat Desa Rakitan Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara menggelar sebuah acara budaya yaitu Festival Sungai Merawu untuk yang pertama kalinya. Aneh juga saat pertama kali mendengar kabar akan adanya acara ini. Sebab yang saya dengar, acara ini digalang oleh pemuda setempat dan murni hasil kerja keras mereka dalam mempersiapkannya selama beberapa hari saja. Luar biasa........

Desa Rakitan adalah sebuah desa yang masuk wilayah Kecamatan Madukara (meskipun pada dasarnya lebih dekat ke Kecamatan Banjarmangu daripada ke Kecamatan madukara itu sendiri), berjarak sekitar 6 km dari pusat kota Banjarnegara ke arah Selatan. Akses untuk menuju ke sana pun sangat mudah, karena dilalui jalan utama menuju wilayah Selatan dan wilayah Atas kabupaten Banjarnegara.

Menurut ketua Panitia, Setyo Bangun Suharto, festival ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat melestarikan salak jantan. Sebab keberadaan salak jantan ini semakin hari semakin menurun. Padahal tanpa penyerbukan dengan serbuk sari salak jantan, salak pondoh tidak bisa berbuah.Dia meminta para petani salak, khususnya di Desa Rakitan, jangan hanya menanam salak betina yang bisa berbuah, namun juga menanam salak jantan di terasiring. Pada saat langka, serbuk sari dijual dengan harga mahal, sehingga menanam salak jantan juga memiliki manfaat ekonomis.

11.13.2014
Posted by ngatmow

CPMI 2014 Yogyakarta : Saya Tidak Berangkat

Tanggal 19 Oktober 2014 kemaren, ada satu hal yang sangat sangat dan sangat terasa hilang dalam pikiran saya. Meskipun sudah berusaha untuk mengalihkan perhatian dengan melakukan beragam aktivitas yang asik dan menyenangkan dengan keluarga, namun ternyata perasaan itu terlanjur sangat dalam membekas di ujung relung hati.....halah

Ya. Pada tanggal itu saya seharusnya saya berada di antara 1800-an penggemar fotografi yang mengenakan atribut lengkap CPMI 2014 di Pelataran pusat perbelanjaan terbaru di Yogyakarta, Jogja City Mall.
CPMI ?
Canon PhotoMarathon Indonesia, sodara sodara. Sebuah event foto terbesar yang sangat saya idam idamkan bahkan sejak beberapa bulan sebelumnya, yang pada akhirnya saya hanya bisa nyawang saja foto teman teman yang berangkat ke sana.....

Sekedar info (bagi yang belum tahu saja....yang sudah tahu mau dibaca monggo, mau nggak ya nggak papa......)
CPM adalah singkatan dari Canon Photo Marathon, yaitu sebuah ajang perlombaan fotografi yang diadakan setahun sekali oleh Canon di (Singapore, Thailand, Vietnam, India, Indonesia, Malaysia, Kamboja) dalam hal ini di Indonesia di selenggarakan oleh PT. Datascrip (selaku distributor tunggal produk fotografi di Indonesia).

Canon PhotoMarathon Indonesia tahun ini merupakan gelaran yang keenam (CPM Indonesia pertama diadakan di tahun 2009) dengan hanya berlokasi di Jakarta. Kemudian Mulai tahun 2011 – 2013 (dan semoga seterusnya) diadakan di 3 Kota: Jakarta, Surabaya dan Jogjakarta. Terakhir tahun ini, 2014 diadakan di 3 Kota : Jakarta, Medan dan Jogjakarta (Canon PhotoMarathon akan diadakan di tiga kota tersebut dalam waktu berbeda, yakni pada 11 Oktober 2014 di Lapangan Merdeka Medan, 19 Oktober 2014 di Jogja City Mall Yogyakarta, dan puncaknya 25 Oktober 2014 di Gelora Bung Karno Jakarta.)

Original pic by Sulthon Arif Rahmatullah
Bayangkan saja, dengan sebegitu banyak peserta, berapa besar kemungkinan untuk menang ? 1 : sekian itu kan ? Nah dari situlah pada awalnya saya berharap bisa bertemu dengan master master jepret dari daerah lain yang kemudian bisa diajak kenalan, ngobrol, ngopi  dan tentu saja diserap ilmunya......dan tentu saja pasti akan menjadi sebuah pengalaman besar yang tidak akan terlupakan sampai akhir nanti.

..........ah sudahlah.........


Nah, pagi tadi, saya fb-an gasik di kantor pengen melihat hasil CPMI kemaren itu. Berdasarkan apa yang saya baca, Canon PhotoMarathon Indonesia 2014 di Yogyakarta lalu terbagi dalam tiga tema dimulai dengan tema pertama, yaitu “Menyambut Pagi” di lanjutkan ke tema kedua (setelah batas waktu kurang lebih 60 menit untuk berburu foto tema pertama berakhir), yaitu “Indahnya Persahabatan”. Tema terakhir atau tema ketiga yang mengakhiri tantangan kecepatan dan kreativitas para peserta di ajang ini adalah “Waktunya Belanja”.


Hasil foto seluruh para peserta kemudian diseleksi oleh Dewan Juri yang terdiri dari Ray Bachtiar (Fotografer Profesional), Misbachul Munir (Fotografer Profesional), Rarindra Prakarsa (Fotografer Profesional), Wahyu Wijoseno Aji (Fotografer Profesional), Denny Feblu (Fotografer ; Pengamat Fotografi) dan Heru Chandra (Manajer Divisi PT. Datascrip).

Sambil menunggu penilaian oleh Dewan Juri dan pengumuman finalis serta pemenang, para peserta disuguhi seminar fotografi mengenai corporate photography yang dibawakan oleh fotografer profesional dan mentor ternama, Edward Tigor Siahaan. Para peserta pun terlihat serius mengikuti seminar tersebut.

Hasilnya ?
Dahsyat bin sangar bin mengagumkan .........

Juara Umum dimenangkan oleh master Agus Supriyanto (fotografer panutan saya  dari HPPW Wonosobo hehehe.....) . Untuk itu, ia berhak membawa pulang kamera DSLR Canon EOS 60D serta mengikuti Trip Photo Clinic ke Jepang bersama para Juara Umum dari Canon PhotoMarathon Indonesia 2014 di Medan dan Jakarta serta pemenang utama dari negara penyelenggara Canon PhotoMarathon Asia lainnya.


Kemudian  Juara 1 Tema pertama diraih oleh kakangmas Budi Prasetyo  (balakurawa dan mentor foto saya di KPFB - Komunitas Penggemar dan Penghobi Fotografi Banjarnegara) dan Juara 1 Tema kedua diraih oleh Gunung Pamungkas. Juara pertama dari masing-masing tema yang di gelar dalam kompetisi berhak membawa pulang kamera DSLR Canon EOS 60D Body serta Trip Photo Clinic ke Lombok....... (ini yang bikin saya ngiler berat sodara hehehe....)

Original pic by Sabar Widadi
Oya ada lagi, beberapa orang kawan dari HPPW ternyata berhasil juga menjadi Jawara di ajang ini. Mas Juragan OASE studio, Sulthon Arif Rahmatullah, yang menjadi Juara 2 kategori Umum dan mas bro Em Faies yang menjadi Finalis tema ke 2 ......

Bangga juga saya pada mereka, ikut merasa bahagia namun jauh dalam hati semakin menjerit (halah....) karena keinginan untuk bisa ada di sana tidak terlaksana ......

mungkin tahun depan.....
mungkin tahun depannya lagi ......
mungkin tahun depannya depannya lagi ......
entah......
10.21.2014
Posted by ngatmow

Catatan Ringan setelah Dieng Culture Festival ke V

Pagelaran akbar Dieng Culture Festival ke V tahun 2014 ini sudah selesai diselenggarakan. Ada banayk cerita dibalik gegap gempitanya Festival tahunan di negeri atas awan itu. Cerita asik, cerita gembira, cerita hebat, cerita kagum, cerita sedih, cerita duka bahkan caci dan maki melengkapi pemberitaan yang muncul dimana-mana.

Yup. Festival di atas awan. mungkin benar sekali apa yang dusebutkan dalam kalimat itu. Dengan ketinggian mencapai 2000 mdpl, kabut yang pekat bisa sewaktu waktu turun dan menyelimuti seluruh permukaan tanah hingga kita akan serasa berada di negeri antah berantah.

suasana pemotongan rambut gembel - #DCF2014
Pada pagelaran Dieng Culture Festival ke V (DCF V) tanggal 30 - 31 Agustus 2014 kemarin, jumlah pengunjung festival pada hari pertama mencapai 20.000 orang dan bertambah hampir separuhnya pada hari kedua. Hal inilah yang kemudian memunculkan sebuah masalah yang bahkan tidak pernah dialami atau bahkan terpikir sekalipun oleh warga setempat. MACET.

Arfi dan Arie, Lulusan SMK yang Ahli Design Engineering Internasional

Ini lho yang namanya jos gandhos.....sudah jamannya kita sebagai yang muda-muda bekerja kreatif, inovatif dan imajinatif. Tapi hasilnya sangat signifikan. Bagaimana ceritanya ? simak artikel yang saya sadur copas dari JPNN berikut ini ......

SUASANA ruang tamu di rumah Arfi’an Fuadi, 28, di Jalan Canden, Salatiga, Jawa Tengah, masih dipenuhi nuansa Idul Fitri. Jajanan Lebaran seperti kacang, nastar, dan kue kering memenuhi meja untuk menjamu tamu yang berkunjung.


Di sebelah ruang tamu terdapat ruangan yang lebih kecil. Di dalamnya ada tiga unit komputer. Rupanya, di ruangan kecil itulah Arfi –panggilan Arfi’an Fuadi– bersama sang adik M. Arie Kurniawan dan dua karyawannya mengeksekusi order design engineering dari berbagai negara.

Kiprah dua bersaudara itu di dunia rancang teknik internasional tak perlu diragukan lagi. Tahun lalu Arie memenangi kompetisi tiga dimensi (3D) design engineering untuk jet engine bracket (penggantung mesin jet pesawat) yang diselenggarakan General Electric (GE) Amerika Serikat. Arie mengalahkan sekitar 700 peserta dari 56 negara.

”Lomba ini membuat alat penggantung mesin jet seringan mungkin dengan tetap mempertahankan kekuatan angkut mesin jet seberat 9.500 pon. Saya berhasil mengurangi berat dari 2 kilogram lebih menjadi 327 gram saja. Berkurang 84 persen bobotnya,” ungkap Arie ketika ditemui di rumah kakaknya, Senin (4/8).

Yang membanggakan, Arie mengalahkan para pakar design engineering yang tingkat pendidikannya jauh di atas dirinya.

Misalnya, juara kedua diraih seorang PhD dari Swedia yang bekerja di Swedish Air Force. Sedangkan yang nomor tiga lulusan Oxford University yang kini bekerja di Airbus. ”Padahal, saya hanya lulusan SMK Teknik Mekanik Otomotif,” jelas Arie.

Sekilas memang tak masuk akal. Bagaimana bisa seorang lulusan SMK yang belum pernah mendapatkan materi pendidikan CAD (computer aided design) mampu mengalahkan doktor dan mahasiswa S-3 yang bekerja di perusahaan pembuat pesawat? CAD adalah program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk.

Rupanya, ilmu utak-atik desain teknik itu diperoleh dan didalami Arie dan kakaknya, Arfi, secara otodidak. Hampir setiap hari keduanya melakukan berbagai percobaan menggunakan program di komputernya. Mereka juga belajar dari referensi-referensi yang berserak di berbagai situs tentang design engineering.

”Terus terang dulu komputer saja kami tidak punya. Kami harus belajar komputer di rumah saudara. Lama-lama kami jadi menguasai. Bahkan, para tetangga yang mau beli komputer, sampai kami yang disuruh ke toko untuk memilihkan,” kenang Arfi.

Sebelum menjadi profesional di bidang desain teknik, dua putra keluarga A. Sya’roni itu ternyata harus banting tulang bekerja serabutan membantu ekonomi keluarga. Arfi yang lulusan SMK Negeri 7 Semarang pada 2005 pernah bekerja sebagai tukang cetak foto, di bengkel sepeda motor, sampai jualan susu keliling kampung.

Sang adik juga tak jauh berbeda, jadi tukang menurunkan pasir dari truk sampai tukang cuci motor. ”Kami menyadari, penghasilan orang tua kami pas-pasan. Mau tidak mau kami harus bekerja apa saja asal halal,” tutur Arfi.

Baru pada 2009 Arfi bisa menyalurkan bakat dan minatnya di bidang program komputer. Pada 9 Desember tahun itu dia memberanikan diri mendirikan perusahaan di bidang design engineering. Namanya D-Tech Engineering Salatiga. Saksi bisu pendirian perusahaan tersebut adalah komputer AMD 3000+. Komputer itu dibeli dari uang urunan keluarga dan gaji Arfi saat masih bekerja di PT Pos Indonesia.

”Gaji saya waktu itu sekitar Rp 700 ribu sebagai penjaga malam kantor pos. Lalu ada sisa uang beasiswa adik dan dibantu bapak, jadilah saya bisa membeli komputer ini,” kenangnya.

Setelah berdiskusi dengan sang adik, Arfi pun menetapkan bidang 3D design engineering sebagai fokus garapan mereka. Sebab, dia yakin bidang itu booming dalam beberapa tahun ke depan. ”Kami pun langsung belajar secara otodidak aplikasi CAD, perhitungan material dengan FEA (finite element analysis), dan lain-lain,” jelasnya.

Tak lama kemudian, D-Tech menerima order pertama. Setelah mencari di situs freelance, mereka mendapat pesanan desain jarum untuk alat ukur dari pengusaha Jerman. Si pengusaha bersedia membayar USD 10 per set. Sedangkan Arfi hanya mampu mengerjakan desain tiga set jarum selama dua minggu.

”Kalau sekarang mungkin bisa sepuluh menit jadi. Dulu memang lama karena kalau mau download atau kirim e-mail harus ke warnet dulu. Modem kami dulu hanya punya kecepatan 2 kbps. Hanya bisa untuk lihat e-mail.”

Di luar dugaan, garapan D-Tech menuai apresiasi dari si pemesan. Sampai-sampai si pemesan bersedia menambah USD 5 dari kesepakatan harga awal. ”Kami sangat senang mendapat apresiasi seperti itu. Dan itulah yang memotivasi kami untuk terus maju dan berkembang,” tegas Arfi.

Sejak itu order terus mengalir tak pernah sepi. Model desain yang dipesan pun makin beragam. Mulai kandang sapi yang dirakit tanpa paku yang dipesan orang Selandia Baru sampai desain pesawat penyebar pupuk yang dipesan perusahaan Amerika Serikat.

”Pernah ada yang minta desain mobil lama GT40 dengan handling yang sama. Untuk proyek itu, si pemilik sampai harus membongkar komponen mobilnya dan difoto satu-satu untuk kami teliti. Jadi, kami yang menentukan mesin yang harus dibeli, sasisnya model bagaimana dan seterusnya. Hasilnya, kata si pemesan, 95 persen mirip,” jelasnya.

Selama lima tahun ini, D-Tech telah mengerjakan sedikitnya 150 proyek desain. Tentu saja hasil finansial yang diperoleh pun signifikan. Mereka bisa membangun rumah orang tuanya serta membeli mobil. Tapi, di sisi lain, capaian yang cukup mencolok itu sempat mengundang cibiran dan tanda tanya para tetangga.

”Kami dicurigai memelihara tuyul. Soalnya, pekerjaannya tidak jelas, hanya di rumah, tapi kok bisa menghasilkan uang banyak. Mereka tidak tahu pekerjaan dan prestasi yang kami peroleh,” cerita Arfi seraya tertawa.

Sayangnya, dari 150 proyek itu, hanya satu yang dipesan klien dalam negeri. ”Satu-satunya klien Indonesia adalah dari sebuah perusahaan cat. Mereka beberapa kali memesan desain mesin pencampur cat,” lanjutnya.

Meski punya segudang pengalaman dan diakui berbagai perusahaan internasional, Arfi dan Arie masih belum bisa berkiprah di desain teknik Indonesia. Penyebabnya, mereka hanya berijazah SMK.

”Kalau ditanya apakah tidak ingin membantu perusahaan nasional, kami tentu mau. Tapi, apakah mereka mau? Di Indonesia kan yang ditanya pertama kali lulusan apa dan dari universitas mana,” ujarnya.

Stigma ”hanya berijazah SMK” ditambah sistem pendidikan Indonesia yang dinilai kurang adil itulah yang ikut mengandaskan keinginan Arie melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Arie tidak bisa masuk jurusan itu karena hanya lulusan SMK mekanik otomotif.

”Saya ingin kuliah di jurusan itu karena ingin memperdalam ilmu elektro. Kalau mesin saya bisa belajar sendiri. Tapi, saya ditolak karena kata pihak Undip jurusannya tidak sesuai dengan ijazah saya. Padahal, lulusan SMA yang sebenarnya juga tidak sesuai diterima. Ini kan tidak adil namanya,” cetus Arie.

Meski ditolak, Arie tidak kecewa. Bersama sang kakak, dia tetap ingin menunjukkan prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Dan itu telah dibuktikan dengan menjuarai kompetisi design engineering di Amerika yang diikuti para ahli dari berbagai negara. Selain itu, mereka tak segan-segan menularkan ilmunya kepada anak-anak muda agar melek teknologi 3D design engineering.

”Ada beberapa anak SMK yang datang ke kami untuk belajar. Sekarang ada yang sudah kerja di bidang itu. Ada juga yang bakal ikut kompetisi Asian Skills Competition sebagai peserta termuda,” jelasnya.

Mereka juga punya keinginan mengembangkan teknologi energi terbarukan. Salah satunya dengan mengembangkan desain pembangkit listrik tenaga angin.

”Kami bekerja sama dengan anak-anak SMK untuk mengembangkan biodiesel dari minyak jelantah. Lalu, Mas Ricky Elson (pembuat mobil listrik yang dibawa Dahlan Iskan dari Jepang, Red) pernah menghubungi lewat Facebook, ingin menjalin kerja sama dengan kami. Tentu saja kami terima,” ungkapnya.

Dengan semua upaya itu, mereka punya satu impian, yakni mengembangkan sumber daya lokal Salatiga untuk menjadikan kota kecil itu pusat pengembangan manufaktur teknologi kelas dunia. Layaknya Silicon Valley di San Francisco, Amerika Serikat.

”Kami ingin membuktikan bahwa Indonesia bisa menjadi pusat industri manufaktur dunia. Terlebih lagi, teknologi 3D printing bakal menjadi tulang punggung industri masa depan. Itulah kenapa 3D design engineering sangat penting,” tandasnya.


Bagaimana ? sangat menginspirasi kan ?
so, jangan takut untuk dicap nggak punya status sosial karena ga keliatan selalu bekerja dan berseragam, karena sesungguhnya rejeki sudah diatur oleh Nya asalkan kita mau berusaha mencari jalannya.....ya to ?



Sumber : JPNN
8.09.2014
Posted by ngatmow

Suporter Cantik Piala Dunia 2014 : Eropa vs Latin

Laga sengit pada putaran piala dunia 2014 di Brazil yang lalu sangat ampuh menyedot perhatian pemirsa dari belahan penjuru dunia. Jutaan pasang mata memandang laga yang menelurkan Jerman sebagai juara pada Piala Dunia 2014 baik melalui layar kaca maupun secara langsung bahkan sampai tak berkedip dibuatnya.

Namun satu hal yang yang tidak boleh dikesampingkan yakni peran fans dalam memberi dukungan bagi tim kesayangan yang bertanding di lapangan. kalau kita nonton jalannya pertandingan melalui layar kaca, maka akan sering kita jumpai kameramen yang iseng mengarahkan kameranya ke barisan penonton di stadion (terutama penonton cewek). Sering dan menjadi seperti sebuah tradisi yang justru dinanti (bagi saya sih heheh....).
7.31.2014
Posted by ngatmow

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H


للّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ
Tak Terasa Ramadhan Akan Segera Pergi..
Hati Rasa Sedih Semoga Bisa Berjumpa Kembali..
Seiring Kepergiannya..
Izinkan Hati dan Jiwa Yang Hina Untuk Seraya Berucap Maaf :
- Atas Kata Salah Yang Terucap
- Atas Perbuatan Salah Yang Terbentuk
- Atas Niat Jahat Yang Tak Pernah Terungkap
- Atas Jiwa - Jiwa Yang Pernah Tersakiti
- Atas Tulisan Hina Yang Ternoda
- Atas WA Yang Sering Mengganggu

"Selamat Tinggal Ramadhan, Smoga Dapat Berjumpa Denganmu Kembali Nanti.. Selamat Datang Bulan Syawal.."
"Happy Ied Mubarak"
"Taqobbalallahu Minna Waminkum. Minal Aidzin Walfaidzin - Mohon Maaf Lahir dan Batin"



7.29.2014
Posted by ngatmow
Tag :

Nasib Lidah Dalam Negeri

Jajangmyeon (atau jjajangmyeon) adalah jenis Masakan Tionghoa yaitu mi saus pasta kacang kedelai hitam. Jajangmyeon dipengaruhi kuliner Tionghoa, dan orang Tiongkok biasa menyebutnya Zhajiangmian (炸醬麵)

Jajangmyeon menggunakan mie tebal yang terbuat dari tepung gandum. sedangkan sausnya dibuat dari pasta kacang kedelai hitam yang disebut chunjang (hangul: 춘장; hanja: 春醬) yang ditambahkan dengan bawang merah cincang, zucchini dan daging merah atau makanan laut. Ketika memasak saus biasanya ditambahkan cornstarch (sejenis pati yang terbuat dari tepung jagung) agar saus jadi kental. Pasta kacang kedelai (chunjang) dibuat dari kedelai yang dipanggang (dibakar).

Lhah terus kenapa tumben tumbennya saya kali ini menulis soal makanan Korea ?
Karena saya sangat tidak doyan sodara.......hehehe

Lebih baik makan mi instan goreng buatan sendiri dari pada harus makan makanan itu lagi. Bahkan kalo dibayar sekalipun. Suwer.

Ceritanya begini, kemarin saya, istri (plus zizi tentunya) beserta beberapa orang kawan berbuka puasa di Pujasera sebuah mall di Purwokerto. Nah karena banyaknya pilihan yang sempat membuat bingung dan putus asa memilih, akhirnya saya dan istri dengan pede nya memilih "warung" yang menawarkan masakan-masakan dari negerinya SNSD itu....

Hasilnya ?
Ambyar dengan sukses sodara-sodara...... dari tiga jenis masakan, hanya Ramyeon pesanan istri yang paling bisa ditolelir di lidah saya. lainnya ? NEHI......alias tidak sama sekali.

Apa sih Ramyeon itu ? Ramyeon (라면) adalah mie ramen khas Korea, namun agak berbeda dengan ramen dari Jepang. Ramyeon Korea dapat pula berarti mie instan yang dijual kemasan. Ramyeon dimasak dengan kuah yang sangat pedas dan biasanya ditambah sayuran, daging atau kimchi (ingat.....tanpa huruf L !!). (wikipedia)
Jadi rasanya seperti mie instan rasa ayam biasa yang dimasak dengan ditambahin bumbu pedas yang lumayan banyak...... begitu kira-kira.

Sedangkan masakan lain yang "gagal" di lidah saya adalah Jajangmyeon yang rasanya seperti mengaduk aduk isi perut alias eneg tadi dan juga Yangnyeom tongdak yang berupa daging ayam yang dimasak ala Korea.

Weleh Daging ayam sampai tidak doyan ?
Jawabannya Bwetul sodara-sodara.....

Perlu diketahui bahwa Yangnyeom tongdak adalah ayam goreng dengan balutan tepung tipis yang super renyah jika digigit dengan lumuran bumbu merah membara yang menggoda. Bumbu merah itu sendiri berasal dari Saus Gochujang. Apa lagi itu ? Gochujang terbuat dari cabai merah bubuk, sirup beras, tepung barley, tepung beras, garam dan kacang kedelai fermentasi, campuran semua bahan ini dimasak hingga kental dan pekat untuk kemudian di fermentasikan selama 2 -3 bulan. Selain pasta cabai, bahan lainnya yang penting untuk dimasukkan ke dalam saus adalah sirup beras (rice syrup).

Sirup besar  ini membuat saus terasa manis dengan kekentalan yang membuat ayam tetap crispy. Walau pun demikian saya masih menambahkan sedikit gula pasir untuk menyeimbangkan rasa pasta cabai (gochujang) yang asin.

Kebayang rasanya ?
Gurihnya ayam lenyap dengan sukses karena tertutup rasa asin dan kecut yang begitu dominan. Hanya rasa pedas yang mampu mengimbangi dua rasa itu. Begitu digigit, daging bukannya beraroma daging, tapi saos !! bah......

Dan akhirnya karena tidak sukses dengan pesanan awal tadi, kami pun kembali ke hidangan awal resep tradisional negeri sendiri.....Nasi Bakar Rica-rica super pedas.......tentunya setelah piring pesanan awal tadi bersih tak tersisa hehe.......


Di sepanjang perjalanan pulang, kami jadi sadar bahwa otak kami mungkin sudah go internasional, tapi untuk urusan lidah, kami masih sangat tradisional..... namun itulah yang membuat kami bangga. Kami masih cinta negeri sendiri, setidaknya masakan asli ibu pertiwi.......

7.23.2014
Posted by ngatmow

Apa yang tidak anda lihat di media tentang Gaza? – Wawancara dengan Dubes Palestina, Fariz Mehdawi

Nemu tulisan yang layak untuk kita baca dan kita ketahui soal konflik Palestina vs Israel di GAZA, tulisan berikut saya cuman copas dari timmarbun.wordpress.com tanpa menambah atau mengurangi isi di dalamnya demi orisinilitas. Monggo ....
____________________________

Di tengah ramainya pembicaraan dan perhatian dunia pada peristiwa yang terjadi di Gaza, saya berkesempatan untuk mewawancarai Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz N. Mehdawi di Kedutaan Palestina di Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2014 dalam bahasa inggris. Berikut adalah terjemahan lengkap dari wawancara yang berdurasi 24 menit tersebut.

Pertanyaan yang saya ajukan akan diawali dengan huruf T, dan jawaban Duta Besar akan ditandai dengan huruf J. Semoga berguna.

——————————————
Fariz N. Mehdawi, Dubes Palestina
T:
Duta besar, terima kasih atas waktu anda. Pertama saya ucapkan turut prihatin atas kondisi yang terjadi di Gaza saat ini, yang harapannya akan segera membaik. Pertanyaan saya adalah, media tidak selalu dapat menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi disana. Apa kondisi Gaza yang tidak kita lihat di media?

J:
Yang tidak kita lihat, orang selalu tertarik dengan angka. Kita sudah berhitung berapa angka martir disana. Sudah lebih dari 200 orang, dan bangunan yang hancur juga sudah mencapai 200 lebih, lebih dari 5000 warga tidak bisa tidur tadi malam. Ada lebih dari 1000 orang terluka, jauh melebihi kemampuan fasilitas kesehatan kita. Masalahnya dengan kamera adalah, tidak mampu menunjukkan bagaimana gambaran besarnya. Contohnya, menggambarkan Gaza. Gaza hanyalah sebidang tanah kecil. Lebar 10km dan panjangnya 35km. Jadi, hanya sekitar 350 meter persegi, jauh lebih kecil dari Jakarta, itulah Gaza. Saat dimasuki 45.000 pasukan Israel, yang menguasai darat, laut, dan udara, ditambah lagi 2 ribu pesawat tempur F-16 atau F-17 menjatuhkan bom di daerah kecil dengan penduduk 1,8 juta, maka dimanapun bom itu dijatuhkan, pasti warga yang jadi korban.

Seperti anda ingin memukul seseorang yang botak, dimanapun anda memukulnya, pasti akan mengenai kulit kepalanya. Lalu, kondisi ini dibuat seakan terlihat seperti ada perang antara dua pasukan yang seimbang. Bukan itu keadaannya. Di Gaza, yang ada hanyalah penduduk sipil. Kita tidak ada tentara. Kita bahkan hampir tidak memiliki pasukan kepolisian untuk keamanan internal. Kami tidak memiliki pasukan yang bisa bertempur melawan tank dan persenjataan berat dari pasukan Israel, pasukan terbesar dan terbaik ke-4 dunia. Bagaimana kami di Gaza bisa bertempur melawan pasukan sebesar itu?

Jadi menunjukkan bahwa yang terjadi di Gaza adalah perang, itu tidak adil. Ini adalah pembantaian oleh pasukan yang sangat canggih dari negara Israel, melawan populasi sipil, yang bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya. Tidak ada cukup air di Gaza, pasokan listrik tidak memadai, bahkan warganya tidak bebas untuk keluar masuk dari Tepi Barat ke Gaza. Mereka semua hidup dalam kondisi yang sangat berat, ditambah lagi aksi militer. Kemarin saya berbicara dengan mereka di telepon, dan mereka bilang mereka bahkan tidak bisa tidur. Karena serangan udara ini tidak berhenti. Mereka bilang rumah mereka seperti terkena gempa bumi, barang-barang berserakan, benda kaca pecah di lantai, meskipun bom tidak mengenai rumah mereka. Tragedi kemanusiaannya adalah mereka tidak punya pasokan makanan dan air yang mencukupi. Kehidupan keseharian mereka terhenti selama seminggu penuh. Kamera tidak bisa menangkap ini, media tidak bisa menangkap ini. Karena ini membuat seluruh warga Gaza hidup dibawah belas kasihan siapapun yang datang untuk membantu.

T:
Kita sepertinya hanya mendengar Gaza saat serangan seperti ini terjadi, di saat lain, seakan jadi tidak penting lagi. Anda bisa berikan gambaran bagaimana hidup dalam keseharian di Gaza?

J:
Sayangnya, seluruh dunia memperlakukan Gaza dengan tidak adil. Salah satunya adalah dengan menggambarkan Gaza sebagai tanahnya Hamas. Dimana penuh dengan teroris, tentara sipil, roket, bangsa yang ingin menghancurkan bangsa Yahudi dan membinasakan Israel, ini semua gambaran yang diberikan tentang Gaza. Sayangnya, beberapa Negara menganggap ini benar, dan menyebarkannya demikian. Hamas hanyalah sebuah organisasi politis yang memenangkan sebuah pemilu di tahun 2006. Selain Hamas, ada 13 organisasi politik lain di Gaza. Merekapun punya sistim militia sendiri, tapi bukan tentara professional. Seluruh Gaza sudah dikuasai, kita tidak memiliki perdagangan dengan bagian dunia manapun. Kita tidak punya pelabuhan, ataupun lapangan terbang. Kita hanya memiliki perbatasan Rafah, dan terowongan bawah tanah. Jadi bayangkan, dari mana pula kami bisa mendapatkan persenjataan militer yang canggih? Tidak ada. Yang mungkin ada hanyalah persenjataan lokal yang sederhana, dan sangat primitif. Tidak bisa membunuh atau melukai siapapun. Kami akui, terkadang kami menembak kearah mereka, tapi itu murni untuk membela diri. Mana mungkin warga Gaza mau bunuh diri dan menerima keadaan yang buruk tanpa mencoba melawan, tentu ada perlawanan, tapi apakah sebanding dengan apa yang akan diterima? Tentu saja tidak. Kami hanya mencoba membela diri, dengan cara apapun yang tersedia.

Jadi kekuatan dari kedua pihak dalam konflik ini tidak seimbang. Tidak adil bila masyarakat berpikir kondisi ini seperti Afghanistan, atau pihak apapun, yang ingin membahayakan Israel. Bagaimana mungkin kami mau membahayakan Israel? Listrik yang kami butuhkan datangnya dari Israel. Obat-obatan yang kami butuhkan, datangnya dari Israel. Makanan yang kami beli untuk Gaza juga datang dari Israel. Bagaimana mungkin kami ingin membahayakan Israel? Sudah berapa orang yang terbunuh dalam 5 tahun terakhir? Tidak ada alasan.

Biar saya mundur sedikit, latar belakang dari agresi ini adalah kegagalan dari proses pendamaian. Semua tahu bahwa otoritas Palestina selama ini mencoba melakukan pembicaraan damai dengan Israel untuk menyepakati pendamaian yang permanen. Karena inti dari konflik ini adalah okupansi militer yang dilakukan oleh Israel sejak 1967. Seluruh dunia mengatakan bahwa solusinya adalah menciptakan 2 negara yang hidup damai bersebelahan. Ada beberapa kendala, pertama adalah dimana batas negaranya? Kami mengatakan batas negaranya mengikuti kondisi tahun 1967, sebelum Israel mengokupansi wilayahnya. Menurut batasan ini, Palestina adalah Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem. Itu basis fundamental dari kesepakatan damai, namun meski diterima seluruh dunia, Israel menolak mengakui batasan ini.

Pak (John) Kerry sudah memberikan dukungan luar biasa, dengan negosiasi berkelanjutan selama 9 bulan, tapi tidak ditemukan kesepakatan. Sementara itu, Israel terus membangun permukiman di Tepi Barat. Ini sebenarnya tujuan utama Israel. Tujuan utama Israel bukan di Gaza, tapi membangun permukiman di Jerusalem dan di Tepi Barat. Jadi mereka ingin mengalihkan seluruh perhatian dunia ke Gaza, daripada membicarakan apa tentang pembangunan permukiman mereka di tanah yang dirampas di Tepi Barat. Jadi, selama pendudukan ini terus terjadi, lingkaran kekerasan akan terus berulang.

Mengapa mereka menyerang Gaza? Karena kita juga telah mencapai rekonsiliasi damai antara Hamas dan Fatah, kini, tidak ada pemisahan lagi di Palestina. Hanya ada 1 pemerintahan, 1 presiden, dan 1 institusi di Palestina, beserta berbagai partai politik, yang akan bersiap menghadapi pemilihan umum pada Januari untuk memilih anggota parlemen dan presiden. Kami mulai bersatu, dan ini yang tidak diterima oleh Israel, mereka ingin menyerang Gaza, dan mencoba menganggap Hamas berbeda sendiri , menciptakan perang antara Israel dan Hamas saja. Ini adalah perang antara pasukan Israel melawan seluruh Palestina, bukan hanya Hamas, dan bukan hanya Gaza.

T:
Masyarakat Indonesia sangat terdorong untuk membantu rakyat Palestina. Ada yang memberikan uang mereka, ada yang memberikan doa, ada yang ingin datang dan membantu perjuangan disana. Apa saran anda bagi mereka?

J:
Saya sangat merasa terharu dengan perhatian yang diberikan oleh rakyat Indonesia, siapapun mereka. Pria, wanita, siapapun, ini sangat penting bagi kami. Seperti yang sudah saya katakan, ini bukan konflik militer, maka dukungan Indonesia disini mungkin sebaiknya berbentuk dukungan politis dan kemanusiaan. Ini juga yang telah selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kita semua tahu bahwa Indonesia memiliki posisi penting dalam kancah perpolitikan dunia untuk berperan dan bersuara untuk membantu posisi kami. Ini juga telah dilakukan. Sekedar mengingatkan, saat kami mengajukan keanggotaan di PBB, Pak Marty Natalegawa, selaku Menteri Luar Negeri, dengan perintah dari Presiden Yudhoyono, datang sendiri ke New York untuk mendukung draf resolusi yang berisi permintaan keanggotaan kami. Ini adalah bantuan yang sangat besar, karena disitu Indonesia sekaligus mewakili 56 negara lain, yang sebagian besar diantaranya adalah negara Non-Blok dan negara Muslim, jadi Indonesia bisa membantu dengan memobilisasi dukungan di negara –negara ASEAN secara politis maupun diplomatis.

Indonesia juga bisa mendukung melalui OIC, dimana Indonesia juga punya pengaruh besar di organisasi berpenduduk muslim. Indonesia juga berpengaruh di Kelompok Negara G-77 dan negara-negara Non-Blok. Di tiga kelompok ini, Indonesia sudah berperan, dan kita pun berkoordinasi penuh di New York, Jeddah, dan lainnya. Itu faktanya. Baru dua bulan lalu, Indonesia membentuk konferensi bernama CEAPAD, yaitu konferensi negara-negara Asia Timur untuk pembangunan Palestina. Pembangunan Palestina adalah suatu proses yang panjang, dimana negara-negara tadi telah mendeklarasikan dukungan mereka untuk membangun institusi dan ekonomi kami. Kami telah mengadakan Expo Palestina pertama di Borobudur, dimana kami mulai bisa merencanakan untuk mengekspor komoditas kami, khususnya dalam bidang agrikultur, dan produk industri lain untuk memasuki pasar Indonesia.



T:
Jadi bantuan politis sudah memadai?

J:
Begitu besar bantuan politis, ekonomi, dan kemanusiaan. Baru kemarin kabinet memutuskan untuk mengirimkan bantuan tunai sebesar 1 juta dolar untuk pasokan medis yang akan disiapkan oleh Kimia Farma. Ini sangat penting. Tidak hanya jumlah uangnya, tapi bahwa ini berasal dari masyarakat Indonesia. Bayangkan, betapa besar dampaknya saat obat-obatan tersebut tiba di Gaza, dan mereka menyadari bahwa obat-obatan itu datang dari Jakarta yang 14 ribu kilometer jauhnya, bayangkan sokongan moral yang didapatkan oleh warga kami, bahwa mereka tidak sendirian. Kekuatan kami datang dari bantuan dan dukungan yang kami dapat dari warga biasa di Indonesia, dan ini sangat besar. Kami sangat tersentuh dengan mereka yang berikan dukungan melalui facebook, mereka yang datang ke kedutaan, yang menelepon karena ingin menyumbangkan uangnya, kepada mereka semua saya katakan bahwa mereka bisa koordinasikan bantuan apapun melalui kedutaan. Mereka bisa menelepon kami kapanpun mereka mau.

Kami juga memiliki gerakan Persahabatan Indonesia – Palestina yang diketuai seseorang yang sangat dihormati, Bapak Profesor Din Syamsuddin, yang mengepalai Muhammadiyah. Selama bertahun-tahun dia dipercaya untuk membantu mengirimkan bantuan kemanusiaan. Sebagian besar kebutuhan pangan, dan obat-obatan, melalui organisasi internasional, melalui system dalam PBB, melalui UNRWA, badan pemberi bantuan yang paling berperan bagi masyarakat Gaza dalam membagikan bantuan. Mereka adalah organisasi yang sangat transparan, akuntabel, dan dapat diandalkan. Karena terus terang, diluar itu, kita tidak bisa benar-benar yakin. Kita tidak bisa benar-benar yakin bahwa bantuan sampai ke tangan yang tepat.

T:
Saluran bantuan yang tidak terorganisir dengan baik seperti itu, apa pendapat anda tentang mereka?

J:
Situasi di Gaza sangat unik. Perbatasan antara Mesir dan Gaza tidak selalu bebas untuk dilalui. Kita harus terus mengorganisir bantuan-bantuan ini agar bisa masuk ke Gaza tepat waktu dan sesuai prioritas. Karena kebutuhan selalu berbeda-beda. Hari ini contohnya, kita baru mendapat kabar dari Menteri Kesehatan kami tentang kondisi terakhir di Gaza, dan obat apa yang dibutuhkan saat ini. Kita selalu membutuhkan obat-obatan, tapi tidak sembarang obat-obatan, tapi obat-obatan yang memang dibutuhkan, dan pasokannya sudah menipis. Kondisinya saat ini, ada 1000 korban luka dalam sehari, ini jauh diatas kemampuan kami. Itu sebabnya kami harus mengevakuasi beberapa diantaranya ke Mesir, untuk mendapatkan perawatan yang layak. Jadi saya sarankan bagi teman-teman kami di Indonesia, berbaik hati lah pada saudara-saudarimu di Palestina. Berdoalah bagi mereka apabila memungkinkan. Kalau mampu, akan baik sekali bila bisa menyumbangkan sesuatu, melalui jalur-jalur yang saya katakan tadi. Kami juga terus membutuhkan dukungan moralmu dengan mengangkat suara dalam masyarakat, dalam demonstrasi damai, biar dunia tahu bahwa Indonesia tidak menyetujui agresi ini, dan bahwa sampai saat ini tidak menerima pendudukan militer dimanapun.

Sejak jaman Soekarno, hingga saat ini, Indonesia selalu mendukung kami. Kenapa? Karena ini adalah permasalahan keadilan. Ini bukan masalah konflik agama, bukan masalah perselisihan batas wilayah dua negara. Ini masalah nasionalisasi, kemerdekaan, dan keadilan. Ini mengapa kita dalam konsensus dengan Indonesia. Seluruh Indonesia, seluruh partai politik di Indonesia setuju, alhamdullilah. Baik itu Muslim, Kristen, Buddha, semua di Indonesia mendukung Palestina. Saya bisa katakan, banyak sekali umat Kristen yang ingin membantu kami. Ada cara lain juga untuk membantu kami, yaitu dengan berinteraksi dan bekerja sama dengan kami. Berinteraksilah dengan kami dalam perdagangan, dalam pendidikan, dalam pariwisata. Tahun lalu saja ada 50 ribu warga Indonesia yang berangkat ke Palestina. Mereka berkunjung ke Jerusalem, berkunjung ke Bethlehem, dan Hebron. Kami ingin melihat angka ini bertumbuh, ini membantu ekonomi kami, sekaligus membuat mereka mengenal langsung bagaimana situasi yang sebenarnya disana. Saya juga ingin mengajak media untuk melihat langsung ke lokasi, karena mengalaminya langsung berbeda dengan mendengarnya dari orang lain.

T:
Jadi Gaza membutuhkan bantuan, tapi pastikan disalurkan melalui saluran yang tepat, itu pesan anda?

J:
Mohon lakukan itu. Pemerintah Indonesia juga akan dengan senang hati menyalurkan bantuan ini. Kami pun dari kedutaan siap untuk membantu menyalurkan bantuan yang ingin anda sampaikan. Gerakan Persahabatan Indonesia – Palestina yang dikepalai pak Din Syamsuddin juga sudah bekerja dengan sangat baik dalam menyalurkan bantuan. Saya bisa sarankan ke-3 saluran ini. Namun bila melalui saluran lain, saya tidak bisa berkomentar, tapi saya pun tidak dapat menjamin bantuan tersebut akan tiba ke tangan yang tepat. Tentu saja ada saluran lain, ada organisasi kesehatan lain jgua, seperti Mer-C yang membangun Rumah Sakit, mungkin sekarang sudah selesai, meski merupakan proyek lama. Tapi saluran-saluran seperti itu, baik dari pemerintah, maupun Internasional sangat transparan dan akuntabel, sehingga siapapun yang ingin menyumbang, mereka akan pastikan sumbangan itu sampai kepada mereka yang membutuhkan.

T:
Satu hal lagi: Banyak warga Indonesia yang berpikir ini perang antara dua agama. Mungkin anda bisa meluruskan apakah ini perang antar agama, atau penjajahan wilayah?

J:
Dalam politik, seorang politisi akan menggunakan isu agama. Bahkan terkadang saat pemilu, isu agama akan dibawa-bawa. Jadi anda bisa bayangkan. Saat gerakan zionis memulai proyek pembentukan wilayah Israel, mereka menggunakan isu agama dengan mengatakan adanya kerajaan bagi bangsa Yahudi 3000 tahun lalu. Ini cara gerakan zionis yang sebenarnya sekuler, membawa isu agama untuk meyakinkan bangsa Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina. Di Palestina hanya ada 30 ribu warga Yahudi saat deklarasi Balfour dicanangkan. Ini proyek kolonial yang tanpa bantuan Inggris, mungkin kita tidak akan pernah melihat adanya negara Israel di Palestina. Mereka berpikir untuk membangun permukiman Yahudi di Palestina karena adanya gerakan anti-semit di Eropa, bukan karena ada gerakan anti-semit di Timur Tengah, Negara Arab, atau Negara Muslim. Jadi ada dimensi agama dalam gerakan politis bernama zionis. Tapi konflik yang terjadi sekarang adalah antara pihak yang menjajah dengan yang terjajah. Ini proyek kolonialisasi yang harus berakhir. Itu sebabnya kami meminta nasionalisasi dan kemerdekaan.

Persis seperti yang terjadi di Indonesia. Apa yang terjadi di Indonesia bukanlah perang antara Kristen Belanda dengan Muslim Indonesia, tapi upaya kolonialisasi dari sebuah negara. Begitu perang ini berakhir, hubungan kalian pun kini sangat baik satu sama lain. Itulah yang kita bicarakan. Kalau pendudukan ini berakhir besok, maka kami menawarkan solusi dua negara dijalankan. Apa maksudnya? Bahwa Palestina akan hidup berdampingan dengan Israel. Kedua negara ini harus memperbaiki hubungan dengan saling mengakui keberadaan satu sama lain. Inilah yang dikatakan negara-negara Arab, bahwa apabila ini berhasil dilakukan, maka Israel akan memiliki hubungan diplomatik yang normal dengan semua negara tetangganya. Bahkan OIC sudah mengatakan hal yang sama, juga Indonesia. Apabila besok sebuah negara yang berdaulat dan merdeka berdiri di Palestina, maka tidak akan ada masalah antara Indonesia dan Israel sama sekali. Jadi dimana pula dimensi agama dalam masalah ini?

Apabila seluruh masyarakat muslim di dunia melawan Israel, maka Israel sudah lenyap dari muka bumi. Ada 1,5 Milyar warga muslim di seluruh dunia, jadi justru warga muslim tidak melihatnya dari dimensi agama. Tapi tentu saja setiap umat muslim berhak marah saat Palestina terusik. Karena situs suci agama islam terletak disini dibawah pendudukan.

Umat muslim takkan membiarkan masjid Al Aqsa dibawah pendudukan. Ini adalah qiblat pertama bagi umat muslim, bahkan sebelum Mekkah. Ada Al Haram Ibrahimi di Hebron, ini situs Abraham. Ini adalah situs suci yang dimiliki oleh setiap muslim, termasuk di Indonesia. Jadi setiap ada serangan atas Palestina dan situs ini oleh Israel, tentu berdampak pada semua muslim di seluruh dunia. Saya ingatkan, satu fakta. OIC, yang merupakan Konferensi Negara Islam, dibentuk karena ada 1 atau 2 warga Israel yang menyebabkan kebakaran di masjid Al Aqsa, ini membakar perasaan seluruh umat muslim, hingga mendorong dibentuknya OIC. Jadi bayangkan betapa pentingnya ini bagi umat muslim.

Israel selalu mengatakan bahwa Jerusalem adalah ibukota abadi Israel. Ini artinya mereka mengabaikan hak umat muslim, karena Jerusalem pun diduduki oleh mereka. Itu juga yang membuatnya seperti memiliki dimensi agama. Bangsa Israel yang ingin membuatnya terlihat seperti konflik antara muslim dan yahudi, sehingga mereka bisa menyertakan dunia barat untuk mendukung mereka. Mereka bisa membawa Eropa dan Amerika Serikat untuk mendukung mereka. Sehingga ini seakan menjadi konflik antara mereka dan kita. Antara dunia barat dan segala idealismenya, melawan umat islam yang primitif, oriental, dan teroris. Itu sebenarnya agenda Israel untuk memposisikan konflik ini. Bagi kami, bukan itu. Kami mencari dukungan. Lihat siapa yang mendukung Palestina. Apakah hanya negara muslim? Tidak. Lihat di PBB, lihat Vatikan, Sri Paus ada di Palestina, dan tidak ke Israel. Dia berangkat dari Amman, lalu terbang dengan helikopter ke Bethlehem. Ia tidak menganggap Bethlehem sebagai bagian dari Israel. Jadi ini posisi dari Sri Paus, dan gereja Katolik, bagaimana pula ini hanya menjadi masalah bagi umat muslim?

T:
Tapi perbincangan panjang ini juga menunjukkan, saat isu agama yang dibawa, fokus masyarakat beralih dari apa yang sebenarnya terjadi di Tepi Barat?

J:
Tepat sekali. Mereka ingin membuat konteks konflik ini sangat terbatas, bahwa masalah mereka hanyalah Gaza, dengan sebuah organisasi bernama Hamas. Baik, pertanyaannya begini: Hamas dibentuk tahun 1989, lalu mengapa Israel telah menduduki Palestina sejak 1948? Lalu apa alasan mereka pada saat itu?

T:
Terima kasih atas waktu anda, pak Mehdawi.

—————————————————

Bagi pembaca yang mungkin tertarik membantu warga Palestina dengan dana, atau bentuk lainnya, namun khawatir dananya disalahgunakan, bisa bertanya langsung ke kedutaan Palestina di nomor telp: 021-3145444 agar bisa disalurkan ke yayasan dan lembaga yang pasti menjamin dana tiba di tangan warga Palestina yang membutuhkan. Thanks for reading.



Tulisan aslinya bisa ditemukan di : timmarbun.wordpress.com
7.18.2014
Posted by ngatmow

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow