Archive for Mei 2018

Sikunir yang sudah berbenah kini .....

Gadis berjilbab hijau itu memekik kegirangan ketika kami (lebih tepatnya - rombongannya dan saya yang ada di belakang mereka) sampai di puncak Sikunir. Senyumnya yang manis kemudian mengarah kepada saya yang juga sedang terpana oleh keindahan ciptaan Nya sehingga melupakan kamera yang menggelantung di pundak sebelah kanan.

Seketika itu juga tiba tiba saya sangat merasa sedih yang luar biasa kisanak.....
Kenapa ?
Sebab saya nggak ngerti bahasa yang keluar dari bibir itu. Blas..... satu katapun saya ga ada yang mudeng.......... hehehehe.........


"พระอาทิตย์ขึ้นที่สวยงามที่นี่ใช่ Subhanallah ...... " serunya sambil sekali lagi melirik saya.....dan kebetulan pas saya lagi melirik juga .... #ehh
"และพี่ชายที่นำถุงแดงก็หล่อมาก...... " tambahnya yang kemudian disusul tawa cekikikan kawan kawannya.
Nah lho ...........

Saya yang semakin penasaran kemudian dengan modus memasang tripod kamera bergeser posisi sedemikian rupa sehingga bisa lebih mendekati rombongan pemudapemudi berjaket biru dengan tulisan Yala Rajabhat University di punggungnya itu. Jebulnya mereka orang Thailand sodara sodara............ pantesan saja saya ga mudeng babar blas bahasanya.

Betewe, Pagi itu matahari muncul secara berlahan dengan warna emas yang sungguh indah. Layak dengan gelar sebagai tempat melihat matahari terbit terbaik di negeri ini. Saya bersama Mas Imam seolah tersihir untuk kembali memotret keindahan pagi di Sikunir sambil "menengok" tempat bolos sekolah favorit saya kala masih muda dulu ini lagi dan lagi.
Hasilnya ? Cukup memuaskan ternyata. Kami memperoleh foto foto pemandangan alam matahari terbit yang memerah di ufuk timur plus bonus foto candid para pengunjung Sikunir pada pagi hari itu yang beraneka rupa dan warna hihihi .........



"พี่ชายที่หล่อเหลาเหมือนคนดี คุณจะไม่เป็นไกด์ของเราในช่วง dieng? " sayup sayup saya mendengar ucap gadis cantik berjilbab hijau di rombongan sebelah  tadi diikuti dengan anggukan dari beberapa orang kawannya sambil menatap ke arah saya. Entah apa maksudnya.

Lha saya ? saya tetap fokus mencari gambar pemandangan kisanak. jangan khawatir .... hehehe......

Harus saya akui memang bahwa banyak hal telah berubah di bukit Sikunir ini. Mulai dari area parkirnya yang luas dan sekarang tertata rapi, jalan menuju puncaknya yang sudah dibangun sedemikian rupa sehingga tetap terkesan alami, kondisi di puncak yang dikondisikan untuk camping ground, adanya fasilitas seperti toilet dan musholla tanpa mengganggu keindahan bukit Sikunir itu sendiri, disediakannya tempat sampah di berbagai titik, serta munculnya warung warung di sekitar jalan masuk dari area parkir menuju ke tempat bermulanya tangga untuk naik ke puncak.
Dan semua itu ditata sedemikian rupa tanpa ada kesan mengganggu pemandangannya sodara sodara........Hebat.......

Sikunir lain dulu lain sekarang. Dulu tempat ini begitu tenang dan sepi, cocok untuk para penyendiri seperti saya. Namun sekarang tempat ini tak ubahnya seperti pasar pagi yang tumpah ruah. Ratusan kepala manusia berkumpul hanya untuk menikmati keindahan ciptaan Yang Maha Kuasa. Padahal hari itu bukan malam minggu, namun malam Sabtu !!

Inilah yang membuat saya tidak heran mengapa warga setempat sangat "menyayangi" tempat ini. Secara logika, semakin ramai pengunjungnya maka otomatis pendapatan merekapun akan ikut "ramai" juga. Dan hal itu sudah sangat disadari penduduk sekitar. Banyak usaha bermunculan di area parkir dan bawah bukit Sikunir. mulai dari petugas parkir, penjual souvenir, penjual makanan bahkan sampai penunggu WC umum...... semuanya laris manis ........

Sayang, diluar semua keindahan dan kekaguman saya akan kondisi Sikunir yang sudah berbenah itu, ada beberapa hal yang menurut saya perlu kita renungkan ulang. Pertama adanya spot yang agak mengganggu di puncak bukit, yaitu toilet dan musholla dengan atap seng yang mengkilat (hal ini sangat mengganggu pemotretan lho....... dan mungkin bisa diakali dengan mengecat atap seng tersebut dengan warna gelap atau hijau menyesuaikan dengan rerumputan yang ada di sekitarnya), yang kedua adalah adanya spot foto dengan burung hantu dengan membayar sejumlah uang sebagai imbalannya dengan alasan untuk memberi makan mereka (menurut saya alasan ini tidak bisa diterima karena bagaimanapun mereka sejatinya bukan hewan yang hidup beraktifitas pada siang hari dan yang sesungguhnya mencari makan adalah si empunya, bukan burung burung hantu ini ..... damn !!! #MENURUTSAYA)


Singkat cerita, setelah kurang lebih setengah jam kami berada di puncak bukit Sikunir untuk mengambil gambar, kami memutuskan untuk turun. Pulang. Sebab disamping cuaca yang mulai panas, juga lokasinya juga sudah mulai tidak menarik..... sepi...... ga ada lagi pemandangan indah hehehe ..........

Sampai di bagian bawah bukit, kami memutuskan untuk membeli tempe kemul dan teh panas terlebih dahulu sambil menikmati keramaian pengunjung Sikunir. Sampai tiba tiba ada suara merdu seseorang menyapa kami ......

" excume, boleh kami ikut duduk ? "
" ehh .... anu .... emm .... boleh boleh .... silahkan " jawab saya kaget setengah mati. Dan Mas Imam pun tersedak dengan sukses
" Terima Kasih "

Tak berapa lama kemudian setelah mereka dalam posisi nyaman, acara basa basi pun dimulai. Si cantik berkerudung hijau yang sejak tadi jadi bahan plirikan saya memberanikan diri memulai pembicaraan
" Perkenalkan ... saya Hafiza, ini Emma dan ini Natt, kami dari Bangkok. Kalau anda ? " jelasnya dengan bahasa Indonesia yang terbata.
" emm... ini mas imam. kami dari Banjarnegara saja....... oh iya, saya pesankan minum ya ....... mau minum apa? teh atau kopi, biar saya pesankan ..... "
" i think i wanna cup of Tea...... terima kasih" jawab si kacamata yang tadi diperkenalkan sebagai Nattchanappa  eh Natt saja ding.......
Karena saya menyadari bahwa mereka berasal dari luar negeri dan mungkin saja tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik, saya kemudian memesan sejumlah minuman, tempe kemul dan arem arem ala desa sembungan yang enaknya istimewa.

"สิ่งที่ฉันพูดเขาเป็นคนดี ดีมองอีกครั้ง ..... " bisik mereka bertiga sambil mencicipi tempe kemul khas Wonosobo di pagi yang hangat itu ......

waktu pun berjalan semakin cepat dengan sinar mentari yang semakin hangat. asik namun aneh cara pembicaraan kami. sebab hanya bermodal bahasa Indonesia yang terbatas, bahasa Inggris yang terbatas pula serta dominan bahasa tarzan dimana mana...... tapi nyambung terus lho........

" ฉันชอบที่นี่จริงๆ วันหนึ่งฉันจะกลับมาแน่นอนและฉันหวังว่าพี่ชายของฉันจะมาพร้อมกับฉันเมื่อมันมาถึง "

mbuh..... apapun artinya itu, saya hanya modal ngomong  " haik......." saja hahahaha ........

Dan obrolan kami pun berlanjut panjang kemudian sodara sodara..........
#berkahanaksoleh
#mpilirdihati
#mayodolanbanjarnegara



Suasana Jalan tepat sebelum mendaki Sikunir 

Suasana parkiran yang sudah 

Jalan setapak itu sekarang jusah menjadi lebih lebar dan aman



Tempat sampah ada di beberapa tempat
Musholla pun sudah ada, asri pula.....




Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow