Posted by : ngatmow 1.27.2019

Curug Sikopel. Begitu nama yang tertera di papan daftar destinasi wisata Kabupaten Banjarnegara. Airnya besar dan merupakan salah satu air terjun yang cukup tinggi di kelasnya dengan landscape alam di sekitarnya terlihat sangat indah. Dan begitu pertama kali melihat fotonya, rasa penasaran itu seketika muncul layaknya perasaan orang jatuh cinta ...... halah .......

Photo Credit : AndriKharisma
Sekedar cerita sodara sodara, Curug Sikopel ini berada di Desa Babadan Kecamatan Pagentan, atau kurang lebih 30 kilometer dan 1,5 jam perjalanan dari pusat kota Banjarnegara. Jauh ya ? emang jauh sih, tapi kalau selama perjalanan kita bisa menikmati pemandangan dan sambil membayangkan keindahan air terjun setinggi 70 meter itu insyaalloh ga bakal kerasa jauh deh ..........suwer.....

Dan itulah yang juga terjadi pada saya ..... hehehe......
Dengan sejuta harapan akan menemukan kepuasan saya mencari waktu senggang untuk bisa meluncur ke lokasi dengan sejuta bayangan indah.

Tapi .....

Sesampainya di lokasi parkir wisata, saya kaget sekaligus kecewa dengan apa yang saya lihat dan rasakan. Seketika saya langsung menjadi ilang feeling sodara sodara. Ambyarrrrr........

Kenapa ? sebab begitu masuk lokasi parkir kita akan menjumpai sebuah tanah lapang yang berukuran (mungkin) hampir sebesar lapangan voli dengan rumput yang tumbuh tinggi hampir selutut orang dewasa. Dan artinya lokasi ini tidak pernah dirawat dan dibersihkan oleh siapapun.......


Lanjut ke gerbang masuk, uang yang sudah dipersiapkan untuk tiket masuk sebesar Rp. 2000,- ternyata tetap utuh dan tidak terpakai. Sebab gerbangnya tanpa penjaga dan sudah berbentuk mengerikan. Semacam bangunan tidak terpakai selama belasan tahun hehehe.......  Harus diakui, memang sebenarnya masih ada sisa sisa bekas taman yang dibuat sebelumnya. Namun karena tingginya rumput liar, taman itu lenyap...... ya lenyap sodara sodara......


Hanya berselang kurang lebih 20 langkah dari gerbang masuk, kita akan menemukan sebuah peninggalan papan nama penanda yang sudah mulai hilang,dilanjutkan dengan jalan beton yang semula mulus lambat laun berubah wujud menjadi jalan tanah yang licin dan sudah mulai terkikis air hujan ..... lho .........dan seketika itulah keinginan saya untuk turun ke bawah (area sekitar air terjun) menghilang........

Balik kanan lalu pulang......

Eh sempat motret sebentar ding. Pas pake lensa wide 15-45 sih hasilnya memuaskan, curugnya bisa dikatakan bagus dan berkarakter. Tapi pas pake tele 70-200 mm, tumpukan sampah di sekeliling lokasi air terjun sangat mengganggu pemandangan..........

So d*mn that  right ?


Ada banyak pertanyaan yang kemudian muncul di benak saya..... kok nggak ada yang merawat lokasi itu ya ? yang bertanggung jawab siapa sih sebenernya ? apa nggak ada koordinasi yang baik antara dinas dengan warga sekitar ? dan pertanyaan pertanyaan yang lain yang ngga akan cukup kalau dituliskan disini .......pokoknya faakkkk .............

Terlepas dari itu semua di tengah era informasi yang begitu cepat ini, sudah seharusnya pihak pihak yang berkepentingan baik aktif maupun pasif ikut memikirkan "kelangsungan hidup" dan kelestarian tempat wisata alam semacam ini. Kita nggak bisa dong nyalahin pemerintah (dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) yang mengampu satu kabupaten dengan segala "pernak pernik permasalahannya". Mereka sudah terlalu sibuk man ...... jangan lagi beralasan pemerintah nggak memperhatikan kalian...... coba tanya pada diri masing masing, sudah semaksimal apa kalian bantu pemerintah disini ?? apa apaan itu ?? 

Mikir ......


Mungkin, ada baiknya kalau yang berperan aktif disini adalah warga masyarakat atau pokdarwis atau bahkan relawan setempat semampunya (tanpa mengharapkan hasil dulu tentunya) menata lagi, mempertahankannya dan kemudian mempromosikan lewat dunia maya biar tanpa biaya.

Kenapa dunia maya ? ya jelas dong..... sekarang lagi jamannya gitu. 
Semakin kita gencar promosi, baik itu mengunggah foto foto terbaru, ngadain event juga disana, atau bahkan mengadakan lomba foto dengan menggandeng jagoan jagoan fotografi landscape yang jumlahnya banyak di banjarmegara ini, maka akan semakin naik lagi "rating" Curug Sikopel ini. Efeknya kemudian adalah wisatawan dateng lagi dan pengelolaan tempat ini hidup lagi........ dan terakhir warga sekitar akan dapat penghasilan lagi...... manis bukan ?

Yang jelas sih, sudah saatnya kita jangan saling menyalahkan pihak lain demi mencari kebenaran soal itu (dan tentu saja berlaku untuk permasalahan yang lainnya). Sikap bijak, keikhlasan dan perilaku ringan tangan kitalah yang akan menentukan posisi kita dimata orang lain. Sama halnya dengan apa yang terjadi pada Curug Sikopel (dan lokasi lokasi wisata lainnya) dimana sedang mengalami kondisi "sekarat" ..... 

Mari kita selamatkan mereka dengan cara yang kita bisa ....... plus keikhlasan dan sikap bijak kita masing masing pastinya .......... 



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow