Catatan 100 hari Jokowi - Ahok

Nemu artikel yang sangat menarik setelah browsing sana-sini soal 100 hari Jokowi - Ahok sebagai Gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Artikel ada di blog http://pancasyah.wordpress.com/ ini sebenernya bukan artikel dari pemilik blog langsung tetapi merupakan tulisan dari para wartawan yang sedang bertugas meliput dua pimpinan ibu kota ini.


Berikut ini adalah rangkaian tweet dari reporter stasiun TV berita yang bertugas meliput Jokowi selama masa jabatan beliau sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 100 hari pertama sejak 15 Oktober 2012. Ia adalah Janes C. Simangunsong di @janes_cs. Selamat membaca…
Kelar shooting, Jokowi Damprat TV One: http://bit.ly/StQWlr.
Jokowi itu sudah wanti-wanti nggak mau diwawancara terkait 100 hari, itu TV bilangnya terkait banjir, ya Jokowi bersedia, tapi ternyata dijebak. Jokowi tahunya itu live tentang banjir, ternyata pertanyaan menjurus ke 100 Hari, gimana nggak kesal dia. Wawancara kami tentang 100 Hari Jokowi saja dibatalkan karena dia lagi fokus banjir. Kita hargai. Tapi  tiba-tiba ada yang “menyelak” dengan cara licik, ya kesal.
“Selama 23 tahun saya nggak pernah diginiin. Kalau sudah A, ya A. Jangan tiba-tiba pindah dari A ke B.” Ucap Jokowi usai live dengan TV “itu” semalam.
Apa yang Jokowi lakukan selama 100 hari ini? Gue review sedikit berdasarkan liputan gue selama ikut DKI 1. #100harijokowi
- Hal pertama yang Jokowi lakukan saat masa jabatan gubernurnya adalah meninjau lapangan untuk menentukan kebijakan. Fokus utamanya adalah pembenahan kampung-kampung. Seperti pembuatan rusun, rumah deret, dll. Sekarang masih dalam tahap lobby warga.
- Empat minggu jabatannya, ia meluncurkan Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar untuk warga kurang mampu.
- Selanjutnya dia fokus pada Ruang Terbuka Hijau. Ia perintahkan Dinas Pertamanan untuk membuat 30% wilayah Jakarta adalah RTH.
- Lalu upaya untuk normalisasi kali (sungai). Sejumlah pengerukan kali sudah diperintahkan ke Dinas Pekerjaan Umum.
- Pengkajian ulang pembangunan MRT/Monorail/Subway. Belum deal, karena masih menunggu ketok palu DPRD untuk APBD DKI Jakarta 2013. Penambahan armada TransJakarta, tahun ini target tambah 1000, bulan ini sudah tambah 200 dengan integrasi dan revitalisasi Kopaja. Hari ini (22/01) peresmian e-ticketing untuk TransJakarta dan penambahan koridor busway secara bertahap.
- Tanggap darurat banjir. Pertama adalah perbaikan tanggul Latuharhary, Jakarta Pusat yang jadi penyebab banjir wilayah protokol Jakarta. Perbaikan tanggul sementara menurut keterangan Dinas PU seharusnya selesai dalam waktu sebulan. Jokowi “mandorin”, 4 hari selesai.
Masa tanggap darurat dimanfaatkan Jokowi untuk bisa pakai APBN sebesar 2 triliun rupiah untuk keperluan (penanggulangan) banjir, karena APBD Jakarta belum cair.
Tanggap darurat Jokowi fokus pada evakuasi dan pembagian logistik di wilayah terisolir, dan pembenahan Kanal Banjir Barat.
FYI, tanggul Latuharhary, Jakarta Pusat seharusnya menjadi tanggung jawab pusat, tapi Jokowi yang inisiatif pertama langsung perbaikan.
Tanggul Latuharhary jebol membuat Sudirman – Thamrin – Istana tergenang. Orang pertama yang datang ke sumber banjir = Jokowi.
Jadi kalau kalian pikir #100harijokowi cuma “blusukan” doang, wrong. Selesai “blusukan”, ada konsep yang tertulis untuk sebuah kebijakan tata kota. Sudah lebih dari lima kali ia mengumpulkan seluruh lurah/camat/walikota untuk koordinasi wilayah dan pengarahan.
Sebenarnya banyak hal lain, tapi sejauh ini tindakan-tindakan besar di #100harijokowi ya itu. Sekian dan terima kecupan.
Oh iya, gue punya kisah mengesankan dengan Pak Gubernur Jokowi. Hari Jumat kemarin gue follow Jokowi dari subuh hingga malam mandorin perbaikan tanggul. Jam 8 malam Jokowi negur gue, “kok kamu belum pulang?”
Lalu gue jawab, “belum boleh sama kantor, Pak,” sambil melas.
Lalu Jokowi bilang, “sini saya yang ngomong sama kantormu. Mukamu udah pucat gitu.”
Alhasil gue teleponlah korlip gue di kantor, “bang, ada yang mau ngomong,” lalu gue serahkan HP gue ke Jokowi, dan Jokowi ngomong ke kantor gue.
“Saya Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memerintahkan Janes untuk pulang!”
Korlip gw, “hah? Siapa nih?” Kirain becanda.
“Saya JOKOWI!”
Korlip gue kaget, “siap, Pak Gubernur!”
“Ini si Janes ganti, dong, dia udah dari subuh, kayak kurang orang aja. Perintah gubernur ini!”
“Siap, Pak!” — Alhasil gue boleh pulang setelah long shift. Pengen peluk Pak Jokowi. :’)
Selama liput DKI 1, gue sadar, cuma orang yang benar-benar punya hati yang sanggup memimpin Jakarta. Jakarta needs love.
Apa Jokowi tidak tegas? Semua kepala dinas di DKI takut sama dia. Karena Jokowi bukan kelas “Asal Bapak Senang”. Dia lihat sendiri hasilnya. Apa Jokowi tidak pernah marah? Pernah. Dan itu menakutkan. Khususnya buat dinas di DKI yg ketahuan kerjanya nggak benar.
Gue nggak menyalahkan orang yang bilang Jokowi pencitraan, karena kebanyakan media cuma ngangkat sisi fenomenal dan bukan hasil kerja. Demi rating dan selera pasar, “blusukan” jadi prioritas pemberitaan. Padahal di balik meja kerja dia tulis semua mega proyek untuk Jakarta.
Jokowi suka gandeng pemerintah luar untuk belajar dan kerja sama. Kebanyakan PM/Presiden atau dubes luar, datang ke Jakarta untuk bertemu Jokowi. And what’s wrong dengan pencitraan? Memang citra yang “dekat dengan rakyat” yang Jokowi ciptakan. Untuk apa? Untuk mempermudah penerapan kebijakan.
Sejauh ini, pemimpin yang gue kenal ramah dan mau berbagi ilmu cuma Jokowi dan Jusuf Kalla.
Berikut cerita bagaimana wartawan follow Jokowi saat dinas “blusukan”. Awal menjabat, Jokowi dan pengawalnya menggunakan mobil dinas Innova plat hitam dan nopol biasa. Alhasil kalau di jalan orang nggak tahu itu gubernur. Kita (wartawan) harus ngikutin dia sejak dia keluar dari rumah dinas pagi-pagi. Karena banyak agenda nggak resmi seperti “blusukan”. Jadi kadang di jalan orang-orang pada bingung, kok dua mobil Innova ini diikutin banyak mobil media, padahal itu isinya gubernur. Jadi di jalan tuh kita kayak balapan tikus, tempel terus mobil Jokowi.
Sekarang mending, pengawal pakai X-trail plus lampu “biru merah” itu. Walau Jokowi kadang tetap pakai Innova. Padahal mobil dinas Land Cruiser. Selesai “blusukan” kita selalu cari muka ke Jokowi, “Pak, lapar, Pak…” berangkatlah kita dikasih makan. :D
Oh iya, kadang kalau acara resmi dan bertemu orang penting, Jokowi pakai mobil Land Cruisernya, kok. Keren, deh. Kayak pejabat. #Lah #emangiye
Wartawan tau dari mana agenda Jokowi? Dari…. Kasih tau nggak, yaaaaaa. #inigakpenting
Tweet-tweet gue malam ini kupersembahkan untuk #100harijokowi dan untuk merayakan 100 hari gue embedded DKI 1. :’)
Terima kasih untuk sharingnya, Kak Janes.
*Tweet dirangkum dari timeline @janes_cs mulai pukul 1:12 PM – 22 Jan 13 sampai 10:44 PM – 22 Jan 13.* 

Nggak lama setelah @janes_cs sharing tentang 100 Hari Jokowi, temannya yang juga reporter stasiun TV berita yang saat ini bertugas meliput Ahok selama menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI juga ikut berbagi cerita pengalamannya menjadi ‘follower’ Ahok. Berikut kisah dari @indahbeauty di timeline Twitternya yang diproteksi itu, dimulai dari percakapannya dengan Janes…
Baik Jokowi maupun Ahok, memang peduli ya, Janes, sama kuli tinta kayak kita. Kalau di Ahok, selalu ingatkan stafnya untuk kasih lunch buat wartawan. Bukannya kita kuli tinta yang nempel Ahok, ngeliput cuma buat dapat lunch. Tapi kepeduliannya itu, yang jarang kita temui di pejabat-pejabat lain. Poinnya, mereka anggap kita bukan sekadar pencari berita, tapi penghargaan mereka akan kerja keras kita dihargai. Boss tempat kita kerja aja, nggak segitu-gitunya merhatiin kita ya, Janes. *Peluk Jokowi-Ahok.*
Ahok juga suka marah-marah sama kepala dinas yang nggak becus. Tapi dia nggak ragu muji, sama kepala dinas yang sudah diomelin, terus balik kerja bagus.
Gue salut sama Jokowi-Ahok, yang bisa atasi banjir, padahal APBD belum ketok palu. Meski belum sempurna, ya tapi memang tidak ada sesuatu yang sempurna. Yang penting bagi Jokowi-Ahok, kerja buat masyarakat, yang untung harus masyarakat, bukan pemerintahnya yang untung. Itu kata Ahok, loh.
Kemarin seharian ngobrol sama Ahok. Salut, bagaimana dia kerahkan segala upaya untuk bantu evakuasi pengungsi. Ingat, dana APBD belum turun, loh! Ahok memang nggak bawa media saat mengungsikan 2000 warga dari waduk Pluit pakai kapal Dishub dan pinjam kapal pengusaha lewat laut. Yang utama saat itu bagi Ahok adalah bagaimana menyelamatkan nyawa warganya, bukan pemberitaan yang ujung-ujungnya nanti dikira pencitraan.
Kata Ahok, “bawa media dikira pencitraan. Nggak ada pemberitaan dikira nggak kerja.” Tapi pada tahu nggak, Ahok bantu evakuasi dari pagi sampai malam? Cuma mau nanya sama yang suka nyinyir (menyindir) sama Jokowi-Ahok, kalian mau nggak kerja keras buat warga seperti itu? Cuma mau nanya aja, sih.
Jadi Ahok cerita, pas Kamis, dia sampai Balai Kota, kondisi sudah banjir. Listrik mati, jadi dia disuruh Jokowi balik ke utara, pantau banjir. Sampai Pluit, kondisi banjir sudah tinggi. Dia pun kerahkan segala upaya, evakuasi warga waduk Pluit yang sudah terkepung banjir. Dengan bantuan kapal Dishub dan kapal-kapal pengusaha, tembok komplek Pantai Mutiara, dijebol buat mengangkut sekitar 2000 warga.
Hanya sekitar dua jam, warga-warga tersebut diangkut ke tempat yang lebih aman. Lalu Ahok juga cari pasir dan batu buat tanggul Laturharhary. Dalam kerjanya, Jokowi dan Ahok, memang membagi tugas. Ahok fokus ke banjir di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Sejak banjir melanda daerah Pluit dan Muara Baru, Ahok keliling memohon warga untuk mau dievakuasi, mumpung air belum terlalu tinggi. Tapi warga banyak yang menolak, takut hartanya dijarah. Itu bikin Ahok kesal. Makanya dia ajak Wakapolda keliling untuk meyakinkan warga, bahwa aman. Tapi dasar warga bandel. Dan juga manja. Jadi kalau ada yang ngetweet, belum dapat bantuan jangan langsung percaya. Mereka rata-rata menolak dievakuasi. Alasannya, takut harta bendanya dijarah. Jadi mereka maunya relawan bolak-balik distribusi makanan sehari 3 kali. Tugas relawan ‘kan buat evakuasi warga. Bukan petugas delivery makanan. Makanya ada tempat pengungsian, biar diatur dengan baik. Kalau setiap hari relawan harus antar makanan ke warga yang bertahan di rumahnya, 3 kali sehari, terus bagaimana proses evakuasi warga? Makanya masyarakat, harus bisa diajak kerjasamanya. Nggak cuma kalian yang butuh bantuan. Masih banyak warga lain yang butuh. Sementara, sarana terbatas. Be wise, lah.
Jadi dari Kamis sampai Minggu, Ahok konsentrasi di daerah utara dan barat. Bahkan, mengajak warga Pluit untuk mau dipindahkan ke rusun yang disiapkan. Rusunnya nggak main-main, loh. Sudah full-furnished, mulai dari perabot sampai sembako, baju, dll. Pokoknya tinggal bawa badan aja. Artinya, pemerintah nggak main-main, ingin mensejahterakan warganya. Tapi kadang niat ini, dikritik sinis, sama orang-orang yang nggak paham.
Ahok pernah cerita, sebenarnya, dia bukannya marah-marah kalau ngomong. Sebagai orang pesisir, memang begitu cara dia bicara. Cuma orang suka salah tafsir.
Ahok juga ramah, baik sama kuli tinta, atau dengan siapapun warga yang datang mengadu kepadanya. Buat dia, pelayanan masyarakat lebih penting. Ahok juga nggak kaku, kalau diajak foto-foto sama warga. Sama kayak Jokowi. Pokoknya orangnya menyenangkan dan pekerja keras.
Saya sering ikut pejabat, tapi saya kagum dengan Ahok dan Jokowi, yang punya komitmen besar untuk kesejahteraan masyarakat. Kata Ahok, kami kerja buat untung masyarakat, bukan untung pemerintahan. Yang penting masyarakat bisa hidup layak. Beda dengan pejabat lain, yang kadang menjaga jarak dengan kuli tinta kayak saya. Sejak mengikuti Ahok, nggak ada, tuh, jaim-jaiman.
Bahkan nggak jarang, kita diajak masuk ke ruangannya untuk lihat dia kerja. Pernah dia bongkar kulkasnya, dan ngobrol-ngobrol santai sama wartawan. Pokoknya membumi banget. Saya ngomong begini, bukan maksud apa-apa, tapi saya lihat bagaimana Ahok dan Jokowi, kerja keras benahi Ibukota.
Wartawan lantai 2, biasa kita sebut yang suka mengikuti Ahok, suka panggil Ahok “Daddy Bas” atau “Kokoh”.
Pembagian tugas Jokowi-Ahok, kalau Jokowi “blusukan”, Ahok lebih mengurus soal anggaran. Dan bagaimana caranya bisa melakukan penghematan. Dan nantinya, uang penghematan itu, bisa dialokasikan ke program-program yang lebih bermanfaat buat masyarakat. Seperti KJP, KJS, dll. Dan kalian tahu nggak, sih, kalau sampai sekarang RAPBD belum diketok palu? Artinya anggaran belum keluar. Pernah tanya nggak, bagaimana pajak online bisa jalan? Terus integrasi bus sedang bisa jalan, banjir kemarin, meski belum sempurna, tapi lumayan, lah… Ingat, loh, anggaran belum ada. Itulah hebatnya Jokowi-Ahok, yang bisa lakukan berbagai upaya, meski anggaran belum turun.
Saat ditanya, siapa yang harus disalahkan banjir di Jakarta. Dengan tegas dan besar hati, Ahok bilang, itu salah pemimpin Jakarta, yaitu Jokowi-Ahok. Kata Ahok, sejak hari pertama dilantik, bila ada kesalahan anak buah atau apapun, itu tanggung jawab pemimpin. Mana ada coba pemimpin yang mau mengakui kesalahannya, meski belum tentu itu kesalahan mereka. So gentleman.
Buat Daddy Bas dan Oom Jokowi, selamat 100 hari kepemimpinan. Setia dengan komitmen awal dan jangan terlena. Semangat!!!
Oh ya, tempo hari Ahok mengundang wartawan makan siang bersama. Dia meminta kritikan dan masukan dari kami tentang hasil kerja mereka. Ahok juga minta kita kasih informasi fakta di lapangan, yang mungkin luput dari perhatian mereka. Ahok sangat terbuka dengan segala kritik dan masukan. Bagi Ahok, menjadi Wagub bukan sekadar jabatan, tapi amanah menjadi pelayan masyarakat yang baik, agar masyarakat sejahtera dan hidup lebih layak.
Perjalanan Jokowi-Ahok masih panjang, masyarakat tetap harus kritis dan mengontrol kepemimpinan mereka. Agar tetap pada komiten awal.
Oh iya satu lagi, Ahok itu punya kakak muslim dan kyai, loh… Jadi yang suka pakai SARA buat menyerang Ahok, be wise, lah…
Banyak cerita tentang Ahok, tapi sudah ngantuk. Besok harus jagain Kokoh (Ahok) lagi. Nite…
Terima kasih untuk sharingnya, Kak Indah. Ditunggu cerita-cerita lainnya tentang pasangan Jokowi dan Ahok.
*Tweet dirangkum dari timeline @indahbeauty mulai pukul 9:03 PM – 22 Jan 13 sampai 12:05 AM – 23 Jan 13.*

**edited at 12:37PM January 24, 2013.**
Informasi tambahan berupa video dari channel PemprovDKI di Youtube:
“21 Jan 2013 Wagub Bpk. Basuki T. Purnama meninjau pengungsian di Pluit dan Rusun Marunda.” 


1.25.2013
Posted by ngatmow

Polisi vs Slank : Pencekalan

Sering dicekal untuk mengadakan konser, band Slank mengunjungi Mahkamah Konstitusi (MK. Pihak kepolisian pun memaparkan pertimbangan mereka mencekal Slank.

Rencananya, Slank meminta MK membatalkan Pasal 15 huruf UU no 2/2002 tentang pemberikan izin dan mengawasai kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya. Berikut Pertimbangan dari Polda Metro Jaya terkait konser Slank:

  1. Pada 2009 konser Slank di Yon Arhanud Tangerang Kabupaten, para Slanker melakukan pengrusakan ruko-ruko yang ada di wilayah Tangerang Kabupaten dan Tangerang Kota banyak ruko yang kacanya hancur.
  2. Pada Bulan Ramadan 2012 Slank akan manggung lagi di lapangan Yon Arhanud tidak diizinkan karena terkait perda Bulan Ramadan di wilayah Tangerang Selatan Konser November 2012 di BSD City Serpong, Polres Tangerang Kabupaten juga tidak memberikan izin terkait dengan para Slanker yang belum bisa tertib dan membuat keributan serta pengrusakan untuk musik yang lain dibolehkan.

Kegiatan konser Slank di wilayah Tangerang Kabupaten panitia tidak ajukan ijin ke Polda. Melainkan ke Polres Tangerang Kabupaten.
Namun selama tahun 2012 Polda Metro Jaya telah mengizinkan konser Slank, berikut adalah beberapa konser Slank yang pernah digelar:
  • 8 Februari 2012 di Hard Rock Cafe, Jakarta Pusat
  • 1 Mei 2012 di Stadion Utama Glora Bung Karno, Jakarta Selatan
  • 11 Mei 2012 di Ritz Carlton SCBD, Jakarta Selatan
  • 26 Mei 2012 di Pondok Pesantren Al Muhajirin dan lapangan bola Muara Angek, Jakarta Utara
  • 30 Mei 2012 di Pondok Pesantren Riyadul Jannah dan lapangan bola Jurung Sempuh Cikarang, Bekasi
  • 31 Mei 2012 di lapangan Blok S Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
  • 28 Juni 2012 di area PRJ Jakarta Fair, Jakarta Pusat
  • 28 Juli 2012 di Musium Fatahillah, Jakarta Barat



"Sebenarnya tidak masalah dengan kelompok Slank-nya, tapi beberapa fans pernah membuat keonaran di 2012 itu yang jadi catatan kepolisian," ujar Karopenmas Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (23/1/2013).

Boy memberikan gambaran, selama 2012 terdapat 9 permohonan izin keramaian konser yang menghadirkan Slank. Dan, hanya satu permohonan yang tidak dikabulkan karena konser berlangsung pada bulan puasa.

"Ada satu kasus perusakan di wilayah Kabupaten Tangerang usai konser," ujar Boy.

Boy mengimbau para Slanker (penggemar Slank) tetap menghormati hukum yang berlaku dalam setiap konser. Terutama konser Slank yang beberapa kali harus gagal digelar atas pertimbangan sulit mengendalikan fans.


"Mari menikmati musik tapi patuhi juga pada hukum yang berlaku. Berikan suasana yang kondusif dari penggemarnya bagi grup musik Slank," ujarnya.


Nah kalo udah gini siapa yang salah dan siapa yang rugi coba ??? mari kita renungkan lagi....

1.24.2013
Posted by ngatmow

Model dadakan ala Pegawai Negeri

Dalam rangka peringatan HUT Korpri ke-41, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menggelar “Gebyar Pesona Citra Batik Banjarnegara” sekaligus sebagai ajang promosi dan "menduniakan lembali" batik Gumelem khas Banjarnegara yang semakin lama semakin terpinggirkan. Ketua panitia penyelenggara H. Eko Djuniadi mengatakan, Gebyar Pesona Citra Batik Banjarnegara bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya Banjarnegara, khususnya batik. Memberikan aspirasi seni sebagai pendukung terwujudnya pesona wisata.


Kegiatan yang digelar di pendopo kabupaten pada tanggal 1 Desember 2012 lalu itu mendapat sambutan yang cukup bagus masyarakat Banjarnegara dari setiap lapisan. Pada pagelaran yang dibuka oleh bapak wakil bupati Banjarnegara H. Hadi Supeno tersebut, lomba terbagi menjadi beberapa kategori yaitu kategori A (Kepala Dinas) sebanyak 93 orang, kategori B (Karyawan dan karyawati) sebanyak 150 orang, sehingga total peserta mencapai 243 orang.


Sebagai catatan, peserta dengan Kategori A adalah terdiri dari para Staf Ahli Bupati, para Asisten Sekda, Kepala Bagian dilingkungan Setda, Kepala SKPD, Camat, Kepala Instansi Vertikal, Kepala BUMN/BUMD, Perbankan, Kepala UPT. Dindikpora Kecamatan dan lurah se Kabupaten Banjarnegara. Sedangkan untuk kategori B, pesertanya adalah perwakilan SKPD, Bagian di lingkungan Setda, Kecamatan, Instansi Vertikal, BUMN/BUMD, Perbankan, dan UPT. Dindikpora Kecamatan yang masing-masing mengirimkan 2 peserta putra dan putri.

Salah satu panitia pagelaran ini, Nevy Restu, mengatakan bahwa unsur yang dinilai adalah keserasian busana yang dikenakan, penguasaan catwalk/panggung, tata rias wajah dan rambut serta penampilan secara keseluruhan. Adapun tim penilai diambilkan dari yuri yang memiliki kredibilitas dibidangnya masing-masing yang terdiri dari akademisi, desainer, pakar/pengamat batik dan professional.

Juara I Kategori A

Juara I Kategori B Putra

Juara I Kategori B Putri
Sebagai hasil akhir, tim juri menetapkan peserta dengan Nomor undi 17 atas nama H. Wawang A. Wahyudi dari Inspektorat Kabupaten Banjarnegara sebagai peraih juara I untuk kategori A. Sedangkan untuk juara II yaitu H. Eko Djuniadi dari Dindukcapil serta dan III adalah Djoharti dari UPT. Dindikpora Kecamatan Rakit. Sementara untuk peserta kategori B putra juara I diraih oleh Suyitno dari Bagian Umum Setda Banjarnegara, juara II Lulus Awaludin Fatlulloh dari Dinhubbun, dan juara III Sudaryo dari Dinhubpar Banjarnegara.

Di bagian putri juara I diraih Nian Susanti perwakilan dari Bayangkari, juara II Erlinah dari Bagian Organisasi Setda dan juara III diraih Diah Ayu Pramono dari Bagian Pemerintahan Desa Setda Banjarnegara.
Dari Kategori Juara Catwalk piala diraih oleh Ari Yudianto dari Inspektorat Banjarnegara.

Juara Kategori Catwalk
Pak Sardjono dari DPPKAD

Juara Kategori Fotogenik

Salah satu peserta yang merupakan perwakilan dari DPPKAD Kab. Banjarnegara yaitu Tyas Agustiningsih berhasil menyabet predikat Juara Favorit pada kategori peserta paling fotogenik.





















Foto lainnya bisa ditemukan juga di link berikut
12.11.2012
Posted by ngatmow

TJALF SPARNAAY : Wonderfull Picture Maker

Tjalf Sparnaay's paintings hit the retina like bolts of lightning in a clear blue sky. No other painter confronts us quite so clearly with ordinary objects that we hold dear. Since 1987, he has been working on his imposing oeuvre, constantly seeking new images that have never been painted before. What he calls Megarealism is part of the contemporary global art movement of Hyperrealism, and Sparnaay is now considered one of the most important painters working in that style.



His original works are exhibited and sold by art dealers in three countries: OK Harris Works of Art in New York, PlusOne Gallery in London, and the Collectie Harms Rolde Art Gallery in the Netherlands. These dealers represent him worldwide, generating interest amongst collectors and attracting attention from museums.
Prices of the original oils are between 10.000 en 45.000 euro
The Limited Edition were introduced to allow the images created by Sparnaay to live on as intensely and broadly as possible. A very limited number of reproductions are available for each Limited Edition.

In an image-saturated era where anything can be reproduced anywhere in unlimited quantities, it has become apparent that rare, unique, powerful images are cherished more deeply than ever before.





O.K. Harris Works of Art, New York, has been representing the artist in the USA since 2002. O.K. Harris is a prestigious gallery in Soho, representing such artists as leading American pioneers of hyperrealism Ralph Goings, Robert Bechtle, John Salt and others.
Sparnaay had his first solo show there in 2007 and is featured in the annual group shows.

OK Harris was founded by Ivan C. Karp in 1969 in the SoHo district of Manhattan. After having been co-director of Leo Castelli Gallery from 1959-1969 during which time he was instrumental in launching the careers of pop artists such as Andy Warhol, Roy Lichtenstein, Robert Rauschenberg, Claes Oldenburg, Tom Wesselmann and John Chamberlain, Ivan broke away and decided to launch his own gallery. Its establishment in SoHo as the first gallery on West Broadway helped inspire the development of the area's fine arts character.







Plus One Gallery represents the artist in the UK.
'Plus One Gallery has over the past decade established itself as one of the worlds leading specialists in modern contemporary British and International photorealist and hyperrealist art.'

Sparnaay had a solo show of 9 paintings there in 2009, and his work is also presented at the annual group shows.

Collectie Harms Rolde, The Netherlands, has been presenting his work in the Netherlands since 2006. This art dealership represents wellknown contemporary artists as Sam Drukker, Henk Helmantel, Wim Heldens, Enrice Colar and Willem van Veldhuizen. Along with the Mokum gallery, they offer the very best in realistic painting in the Netherlands. The Collectie Harms Rolde displays artworks every year at De PAN Amsterdam, as well as a number of other art fairs in the Netherlands and abroad.

Work has been part of exhibitions at:

• Hudson River Museum, New York
• Fresno Metropolitan, California
• Besthof Collection, New Orleans
• Jenkins Johnson Gallery, San Fransisco
• Scott Richards Contemporary Art, SanFransisco
• Meisel.Bernaducci, New York
• National Arts Club, New York
• Museum 'De Buitenplaats, Eelde


The book Exactitude: Hyperrealistic Art Today was published in 2009 in cooperation with Plus One Gallery. This standard reference work, published by Thames & Hudson and written by John Russell Taylor, includes an extensive section on Sparnaay's work, which also features prominently on the cover. Exactitude describes and illustrates the work of fifteen contemporary international hyperrealists and is a worthy successor to the widely acclaimed standard work entitled Photorealism, by Louis K. Meisel, New York.


TJALF SPARNAAY
Born: 1954, Haarlem, The Netherlands
Resides: Hilversum, The Netherlands
Education: Selftaught

Solo Exhibitions:
2009    Plus One Gallery, London, United Kingdom
2007    OK Harris Works of Art, New York, USA
2002    Gallery Utrecht, Utrecht, The Netherlands
1997    -2002 Tjalf Sparnaay Gallery, Amsterdam, The Netherlands
1994    Smelik and Stokking Gallery, The Hague, The Netherlands
1992    Siau Gallery, Amsterdam, The Netherlands
1991    Siau Gallery, Amsterdam, The Netherlands
1990    Siau Gallery, Amsterdam, The Netherlands
1989    Society Art, Amsterdam, The Netherlands
1988    Via Gallery, The Hague, The Netherlands

Group Exhibitions:
2012    Galerie de Bellefeuille, Montreal, Canada ' Beyond Realism', a Photorealism retrospective show
2012    Reinisch Contemporary Art, Graz, Austria 'Stillive'
2012    OK Harris Works Of Art, New York, annual review of the season
2012    Plus One Gallery London, London's Calling
2012    Collectie Harm Rolde, Pan Amsterdam
2011    Collectie Harms Rolde, PAN Amsterdam
2011    OK Harris Works Of Art, New York, annual review of the season
2011    PlusOne Gallery London,'Bon Apetit', groupshow
2011    PlusOne Gallery London, 10 years Anniversaryshow
2011    PlusOne Gallery London, Wintershow
2010    Scott Richards Contemporary Art, SanFransisco, 'Sweet Tooth', a groupshow
2010    Collectie Harms Rolde, PAN Amsterdam
2010    OK Harris Works of Art, New York : Review of the season, groupshow
2010    Collectie Harms Rolde 'Dutch Art Now', National Arts Club, New York
2010    Collectie Harms Rolde 'Realisme '10, Amsterdam
2010    Collectie Harms Rolde Artantique Utrecht groupshow
2009    PlusOne Gallery London Groupshow
2009    Collectie Harms Rolde Pan Amsterdam
2009    Fresno Metropolitan Museum, Fresno - California: I Want Candy: The Sweet Stuff in American Art
2009    PlusOne Gallery,groupsshow Exactitude V booklaunch, London
2009    Collectie Harms Rolde, Realisme 09
2008    OK Harris Works of Art, annual review of the season
2008    Collectie Harms Rolde PAN Amsterdam
2008    Collectie Harms Rolde, Realisme 08
2008    Plus One Gallery, London, Art London
2008    Collectie Harms Rolde, Open Art Fair
2007    Collectie Harms Rolde, PAN, Amstedam,
2007    PlusOne Gallery, Art London
2007    OK Harris Works ofArt, annual review of the season
2007    Hudson River Museum, New York, USA
2007    Jenkins Johnson Gallery, San Francisco, USA
2007    Bernaducci. Meisel. Gallery, New York,USA
2007    Collectie Harms Rolde, Realisme 07, Amsterdam
2006    Collectie Harms Rolde, PAN, Amsterdam
2006    Plus One Gallery, Art Fair London
2006    Plus One Gallery, Exactitude III, London
2006    OK Harris, Annual review of the season, New York, USA
2006    Gallery Honingen, Gouda, The Netherlands
2006    Gallery Utrecht, Realisme 06, Amsterdam
2006    Gallery Utrecht, Utrecht, The Netherlands
2005    Gallery Utrecht, Realisme 05, Amsterdam
2005    O.K. Harris, Annual review of the season, New York, USA
2005    OK Harris, Affordable Art Fair, New York, USA
2004    Gallery Utrecht, Utrecht, The Netherlands
2004    O.K. Harris, Annual review of the season, New York, USA
2003    Gallery Utrecht, Utrecht, The Netherlands
2003    O.K. Harris, Annual review of the season, New York, USA
2002    O.K. Harris, Annual review of the season, New York, USA

Selected Collections:
Sydney and Walda Besthoff Collection, New Orleans, LA, USA
Mickey Huibregtsen Collection, Amsterdam/Bussum, The Netherlands
Brutus Creemers Collection, Edam, The Netherlands
NCM Collection, Amsterdam, The Netherlands
Jacob Gelt Dekker Collection, Curacao
Hetterschijt Collection, Spain
Heineken Collection, Amsterdam
Joop en Janine van den Ende Collection
Anton Dreesman Collection, Miami
Collection Ivan- and Marilyn Karp, New York
Geilenkirchen Collection, Hong Kong

Commissions (among others):
Eric Geilenkirchen, Hong Kong
Hoetmer, Hilversum, The Netherlands
Optiver, Amsterdam, The Netherlands
Paul Baars Design Studio, Amsterdam, The Netherlands
Eckhaus, Odijk, The Netherlands
Jan Teunissen, Amsterdam, The Netherlands
Jacob Gelt Dekker, Curacao

Bibliography:
Monography: Tjalf Sparnaay Mega - Realisme, oilpaintings, 2002, ISBN 90-9016442-1
Works published on postcards by Art Unlimited, the Netherlands
Exactitude III, Catalogue groupshow PlusOne Gallery 2006
Catalogue Hudson River Museum New York'I Want Candy',
'Delicious Still Life Paintings' Bernarducci Meisel Gallery New York, Groupshow 'Culinary Arts; 3 - 26 May 2007
Catalogue 'Representation' Jenkins Johnson Gallery New York / San Fransico, Groupshow ', June 1 through july 6 2007
"Ronald" jubileumnummer Gaykrant aug 2008
Fine Arts and Antique, Hello Photorealism, Goodbye Popart, by Abby Cronin 2006
'Draadjesvlees", Wim Boevink in Trouw, januari 2008
PAN Amsterdam 2008 Catalogus afbeelding voorpagina
'Exactitude, Hyperrealistic Art Today', Thames and Hudson, London
Hip Holland, Image Books
Fine Arts MagazineTableau november 2009 interview door Ronald Kraayeveld
'Sweet Tooth', Catalogue exhibition at Scott Richards Contemporary Art, San Fransisco 2010
'La Revista' 2012, Mexican Glossy
'Alta Gastronomic', 2012 Brazilian glossy
'rh+' Turkish , 2012 Art glossy
'Daphne's Diary', 2012 Dutch lifestylemagazine


Other Picture :




































Source :  http://www.tjalfsparnaay.nl

11.14.2012
Posted by ngatmow

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow