- Back to Home »
- explore Banjarnegara , jalan-jalan , tips n trik »
- Dieng Membeku Lagi ! Nih tips kalau mau menikmati bun upas disana
Dieng membeku lagi !!
Yes, beberapa hari terakhir aplikasi stasiun cuaca dieng menunjukkan grafik penurunan suhu yang terus menerus. Sehingga puncaknya fenomena embun es ini terjadi Kamis (30/6/2022) kemarin, dengan berpusat di dalam kompleks Candi Arjuna, Dharmasala dan lapangan di sekitar candi.
Embun es atau warga Dieng menyebut bun upas yang bisa membuat daun layu hingga tanaman mati kali ini lebih tebal dibandingkan yang sebelumnya karena suhu mencapai minus 1,25 derajat Celcius ! dan merupakan suhu paling rendah di tahun 2022 lho.
Dingin ? Jelasss
Menurut seorang kawan yang menjadi pecinta sejati Dataran Tinggi Dieng (hingga dijuluki sebagai Demang Dieng), Aryadi Darwanto, sebenarnya tanda-tanda kemunculan embun es di Dieng bisa diamati sebelumnya lho :
- Cuaca pagi sampai sore hari pada hari sebelumnya cerah. Dan cenderung "hangat" untuk ukuran cuaca di Dieng.
- Pada malam harinya tidak ada angin, langit cerah. Jika ada angin suhu akan naik dan embun es tidak akan terbentuk.
- Embun es bisa terbentuk kapan saja (malam hari) asal suhu udara sudah turun, sekitar 4'C
- Liat aplikasi Cuaca Dieng , jika pada sekitar jam 23.00 WIB sudah menunjukkan suhu udara 4'C dan terus turun, berarti proses pembentukan embun es sudah dimulai.
- Embun es dapat di lihat sampai pukul 07.30 di sekitar Candi Arjuna, Candi Setyaki Dharmasala dan lapangan di sekitar candi.
Photo by. Aryadi Darwanto |
saat fenomena embun upas terjadi, suhu udara cenderung lebih dingin, oleh karena itu sangat disarankan kalian memakai baju tebal, seperti jaket. Jaket tidak harus memakai jaket gunung, tapi yang penting jangan jaket wool atau jeans. Demi mengurangi rasa dingin saat melihat embun upas, kalian juga bisa memakai sarung tangan, kaus kaki, dan topi kupluk (yang menutup sampai telinga) agar hangat.
Memakan hidangan yang hangat (terutama karbohidrat) saat suhu udara berada di posisi minus bisa membuat tubuh terasa lebih baik. Cocok juga untuk mengganti sumber panas yang hilang karena udara dingin, sukur membawa sendiri bekal yang hangat. Jikapun tak sempat membawa makanan hangat, bisa juga membelinya di warung yang ada di dekat tempat melihat embun upas. Tapi hati hati lho, makanan dan minuman disana akan terasa jauh lebih dingin daripada suhu aslinya, sehingga kalau terburu buru dan tanpa strategi mulut dan lidah akan terbakar dan baru terasa ketika kita sudah turun gunung nantinya.
Karena proses pembekuan sering terjadi mulai dini hari, maka ada baiknya kalau datang ke Dieng (selain yang menginap lho ...) sekitar jam 3 - 5 pagi. Alasannya adalah agar sempat "ketemu" bun upas itu. Sebab biasanya "salju" tidak akan bertahan lama. Ketika matahari sudah mulai terbit dan bersinar terang pada pukul 05.30 WIB, butiran es yang muncul akan segera mencair dan hilang.
Pada bulan Juli - September yang masih masuk dalam musim kemarau, sebab pada musim kemarau semua hal yang dibutuhkan untuk terbentuknya bun upas terjadi. So, agendakan ke Dieng untuk tahun depan ya
Udara dingin dan cuaca ekstrem di alam bebas seperti yang terjadi di Dieng memang terasa membuat tubuh sulit bergerak – atau setidaknya membuat tubuh malas untuk bergerak banyak. Padahal hal ini adalah salah satu jalan menuju ke hipotermia. Oleh karena itu, untuk menghindari penyakit serta gejala mematikan itu – pastikan kalian tetap bergerak atau bahkan memperbanyak gerak tubuh dan mencoba membiasakan diri dengan udara yang sedingin itu.
Semakin berkembangnya teknologi juga sangat membantu kita untuk memantau perkembangan suhu dan kondisi cuaca di Dieng. Salah satunya dengan menggunakan Aplikasi Cuaca Dieng yang bisa diunduh di Apps Store