Posted by : ngatmow 1.08.2015

I'am Back.....

itu kalimat pertama yang keluar dari mulut saya setelah sampai di puncak bukit terakhir sebelum melewati satu turunan tajam menuju tujuan kami hari itu........Menganti.

Yes, setelah setahun lebih akhirnya saya sampai juga di pantai yang sangat indah ini. Bedanya, kalau dulu saya ke pantai ini dengan teman teman penggila fotografi hape (KoFiPon), sekarang saya kesini lagi bersama keluarga tercinta.

Berangkat sekitar jam 6 pagi dari rumah, kami berjalan sedang selama kurang lebih 3 - 4 jam untuk mencapai surga ini. Jalan dengan trek berliku liku antara Banjarnegara - Gombong seakan sudah bukan masalah bagi saya mengendalikan setang berbentuk bundar di depan perut hehehe.......  Mungkin disamping karena sudah pernah dilewati, juga karena rasa kangen terhadap pantai ini sudah mengendap begitu lama ....halah


Berdasarkan pengalaman pertama yang sampai kesasar 10 kilometer jauhnya, kali ini saya ambil jalur gampang untuk menuju kesana. Setelah melewati trek pegunungan diantara Banjarnegara-Gombong, saya belokkan kendaraan menuju arah barat yaitu ke perbatasan Kebumen - Banyumas. Kurang lebih 15 menit dari pusat keramaian Gombong alias sebelum gerbang perbatasan, belok kiri mengikuti jalur pedesaan bertanda jalan menuju Pantai Logending dan Karang Bolong.

Nah disini, kendaraan bisa dipacu agak cepat karena jalan yang lurus, alus, mulus dan tentu saja pedesaan. Segarnya man......... cuman, ada satu hal yang perlu diperhatikan. Karena ini jalan desa, maka kita mesti ekstra hati-hati karena sering ada orang nyelonong begitu saja di jalan ini.

Setelah kurang lebih 15 menit menyusuri jalan itu, kami sampai di pintu gerbang Pantai Logending atau yang biasa disebut sebagai pantai ayah.......
Nah disini ada satu pertanyaan menarik dari Zizi kepada bundanya yang sedang menikmati ngantuknya,
" Bunda, kalau disini pantai ayah, pantainya bunda mana ? " tanyanya polos
Hahaha.....


Namun bukan pantai ini tujuan kami, tujuan kami hanya satu.....Menganti

Perjalananpun diteruskan. Dari pintu gerbang pantai ayah, kami belok kiri menuju ke arah perbukitan yang penuh dengan pohon jati berusia puluhan tahun. Semakin naik, semakin luar biasa pemandangan yang terlihat.
Lautan luas membentang dan pasir pantai yang berkilauan terkena cahaya matahari, dipadu dengan hijaunya pepohonan dan bukit bukit yang berbaris rapi sebagai latar belakang. Subhanallah......


Hanya berselang 10 menit, kami sampai pada pertigaan terakhir menuju tujuan utama kami. Banyak yang sudah berubah sekarang. Sudah ada gerbang megah yang belum selesai dibangun lengkap dengan 4 orang petugas tiket masukl. Jalan setapak yang penuh lubang yang dulu begitu mengerikan sekarang sudah menjadi aspal halus. Dan yang tidak kalah membuat saya kaget adalah banyaknya kendaraan roda 2 maupun 4 yang berpapasan dengan kami. yang berarti bahwa pantai yang letaknya kurang lebih 3 km dibawah bukit itu sekarang menjadi pantai yang ramai dikunjungi wisatawan.

Memasuki area puncak bukit, sekarang sudah berdiri beberapa warung kecil dengan pengunjung yang cukup padat. Padahal dulu area ini adalah area yang sangat sepi dan berbahaya. Disamping jurang yang begitu dalam, juga kata penduduk sekitar rawan kejahatan, namun ternyata pemandangan yang begitu indah mengalahkan semuanya. Warung yang berdiri disini justru sangat ramai dikunjungi wisatawan yang akan berselfie ria dengan background pemandangan super ajib pantai menganti jauh dibawah sana.........
luar biasa........

Waktu menunjukkan pukul 10 lebih sedikit ketika kami tiba di area parkir pengunjung. Luar biasa padat ternyata. banyak sekali mobil terparkir di area yang tidak seberapa. Belum termasuk puluhan sepeda motor yang bahkan harus di "slempit" kan diantara mobil-mobil yang terparkir. Ramai luar biasa.
Beruntung ada beberapa orang nelayan yang membantu kami memarkir kendaraan alias nyambi jadi tukang parkir bertarif mahal hehehe......(maklum sekali parkir kalau kita memberikan uang berapapun maka akan dijawab dengan kalimat tidak ada kembalian........dan saya baru tahu persis sebelum saya beranjak pulang. uang ungu yang saya berikan hanya diterima saja tanpa ada kembalian padahal persis sebelum saya ada seorang ibu yang memberikan selembar uang berwarna coklat padanya......hehehe)

Sayang, pantai yang begitu indah ini agak sedikit ternoda dengan aroma tidak sedap di beberapa tempat, tempat parkir yang terlalu sempit, jalur kendaraan yang terlalu minim dan penduduk yang seolah olah memanfaatkan pengunjung untuk meraup rejeki yang sebanyak banyaknya tanpa memberikan imbal balik berupa, servis, fasilitas dan keramahan mereka sendiri.




Saya jadi berpikir, seandainya saja jalur untuk menuju pantai ini ada dua, satu jalur masuk, dan satu jalur keluar dengan pembangunan tempat parkir yang memadai, tentu pantai ini akan segera meledak dan menjadi destinasi favorit wisatawan yang memang menyukai keindahan laut.........apalagi jika cara berpikir masyarakatnya sedikit dirubah dengan menanamkan pengertian bahwa dengan memberikan keramahan, service juga fasilitas yang baik kepada pengunjung, tentu mereka juga akan mendapatkan imbal balik yang setimpal juga dari wisatawan........

Ah sudahlah, yang jelas sampai di pantai ini, ada perasaan puas dan bahagia yang luar biasa muncul dari dalam hati. Disamping akhirnya perasaan kangen ini terobati, juga bisa membawa keluarga mengunjungi satu jengkal karya indah Sang Pencipta. Bahagia rasanya melihat Zizi dan Bundanya berlarian sambil tertawa karena terkena air laut, ibu dan bapak yang tersenyum dan sesekali tertawa melihat cucunya terkadang jatuh ke air hingga basah kuyub, dan banyak hal lainnya yang sangat sulit untuk diungkapkan satu persatu..............

Alhamdulillah......









 



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow