Posted by : ngatmow 4.05.2016

Banjarnegara memang sebuah kota kecil yang jarang tereksplor setiap sudutnya. Sisi pariwisata yang bagi kota lain merupakan sebuah lahan pendapatan yang cukup baguspun seolah tidak dihiraukan oleh pemerintah setempat ataupun oleh pihak yang "berwajib". Bahkan, ketika ada seorang warga yang melaporkan bahwa salah satu destinasi wisata yang jelas jelas masuk wilayah Banjarnegara, dimasukkan dalam peta wisata dan bahkan menjadi ikon wisata kota tetangga pun seolah  tidak ada greget untuk menindaklanjutinya. Hanya sebuah kalimat singkat yang jadi jawabnya.....
" Biarkan saja mereka yang promosi tempat itu, yang penting kita yang dapat retribusi masuknya ....... "
Buset....... jawaban macam apa itu ???

Ah sudahlah, tidak usah dipikirkan..... sekarang mari kita jalan jalan saja keliling kota kecil yang (sesungguhnya) sangat indah ini......

Kali ini, tujuan saya adalah Desa Kalilunjar, Kecamatan Banjarmangu yang terletak kurang lebih 30 menit dari pusat kota menuju ke arah timur atau searah dengan perjalanan menuju Dieng via Banjarnegara. Di desa ini, ada satu destinasi wisata baru yang cukup menarik perhatian masyarakat Banjarnegara pada umumnya yaitu Bukit Asmara Situk. Bukit Asmara Situk (BAS) merupakan objek wisata alam yang menawarkan pemandangan dari ketinggian yang bisa dinikmati sambil bersantai di rumah-rumah pohon yang telah disediakan. Selain itu ada beberapa petilasan dan gua jepang yang sangat menarik untuk dijelajahi.


Oke, sesampainya di Desa Kalilunjar, tempat yang langsung saya tuju adalah balai desa. Kenapa? sebab Balai desa dan lapangan voli di dekat SD Kalilunjar atau di seberang jalan balai desa untuk sementara ini difungsikan sebagai tempat parkir pengunjung sampai tempat parkir sebenarnya selesai dibangun. Untuk memasuki area BAS, kita akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp 5000,- dan setelahnya cukup mengikuti baliho yang menunjukkan arah menuju puncak bukit.

Bagi jenis manusia yang kurang olah raga seperti saya, perjalanan untuk naik ke puncak Situk yang bertinggi 683 mdpl adalah sebuah perjuangan yang sangat melelahkan (padahal trek naik hanya 20 - 30 menit saja, itupun versi saya), namun tidak begitu bagi mereka yang gemar mendaki gunung ataupun olahragawan yang berbodi atletis waktu tempuh yang dibutuhkan jelas lebih cepat, hanya 10 - 15 menit saja. Nah lho.....
Yang jelas, semua rasa lelah akan hilang ketika kita sudah berada di puncaknya. Beragam rumah pohon dengan bentuk yang unik dan menarik dengan background alam menghijau yang luas membentang akan "memaksa" kita untuk berselfie ria dan mengabadikan keindahannya.


Setelah cukup lama berada di puncak, perjalanan kembali ke tempat parkir kendaraan bisa dilakukan melalui 2 jalur. Pertama, dengan meneruskan perjalanan melewati Bukit bambu Situk, dimana trek berubah menurun dengan cukup terjal namun cukup aman karena sudah disediakan pegangan dari bambu di sisi kanan dan kiri jalan setapak yang juga berfungsi sebagai batas lintas. Dan ternyata view yang disuguhkan disini semakin mantab sodara sodara..... pemandangan lembah dan ngarai Situk semakin jelas keistimewaannya. Dengan sungai Mrawu mengalir berkelak kelok di bawahnya, pepohonan hijau yang membentang hampir di seluruh permukaan tanah di sepanjang penglihatan berpadu asik dengan selingan warna warni atap rumah warga. Subhanallah ..........

Setelah berjalan 10 menit, kita akan berada di persimpangan dimana salah satunya akan membawa kita kembali ke Balai desa Kalilunjar, dan satunya lagi menuju ke gua jepang. Nah untuk trek yang kedua ini, jalan setapak yang akan kita lewati memiliki kemiringan yang cukup ekstrim sehingga perlu kehati hatian ekstra untuk melewatinya. namun adanya pengaman di kiri dan kanan jalan ini sangat membantu pengunjung yang kurang berpengalaman di trek semacam ini.
Sebagai informasi, Gua Jepang di Bukit Asmara Situk (BAS) sesungguhnya adalah lubang berjumlah 6 buah yang dibuat di dinding dua bukit dengan berposisi saling berhadapan dengan dipisahkan oleh jalur air Sungai Mrawu di bawahnya dan sejatinya akan difungsikan sebagai semacam "cakar ayam" untuk bendungan yang proyek pengerjaannya berhenti dan entah kapan akan dimulai lagi.
namun begitu, dengan kreatifitas Pak Lurah Slamet dan Karang Taruna Desa Kalilunjar, gua gua terbengkelai ini disulap menjadi satu destinasi wisata menarik dengan lampu yang berpendar warna warni didalamnya sehingga memberikan kesan pengalaman yang berbeda bagi pengunjungnya. It's so Amazing......



Oya ada satu hal yang terlintas dalam pikiran saya sodara sodara, dengan kondisi alam yang full tebing dan jurang yang curam macam ini, akan sangat mudah bagi mereka mereka yang sedang berotak kacau dan berpikiran berat serta membawa beban hidup yang membuatnya putus asa, untuk melakukan hal hal yang tidak diinginkan disini. So, bagi pengunjung dan calon pengunjung yang akan ke BAS, mohon jangan bawa teman, saudara, atau bahkan pacar anda ke sini apabila sedang putus asa, kacau dan butuh tempat untuk pelarian ........... Pliss deh.....

foto by Daffa Abiyu Zada
After All (halah) ..... Bukit Asmara Situk (BAS) di desa Kalilunjar ini adalah satu destinasi wisata yang sangat menarik dan wajib dikunjungi bagi masyarakat lokal maupun pendatang di Banjarnegara. Selain sebagai sarana olahraga, juga sarana untuk merefresh pikiran...... percayalah percayalah ......


Jangan lupa bahagia sodara sodara ...............


Comments
2 Comments

{ 2 komentar... read them below or Comment }

  1. apik..kapan ya bisa dolan ngono..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ra sah ngono mas..... meng nggonku bae gawa upeti hahhahaa

      Hapus

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow