Posted by : ngatmow 1.25.2017

Slamet Sampurna Pemimpin Kita, Republik Indonesia Negara Kita
Kita Menghormat Dengan Bersama sama, Tahun Empat Puluh Lima Kita Merdeka
Kuntulan Ini Kuntulan Itu, Pelajar Yang Masih Baru
Kuntullah Ini dari Semangkung.........

Begitu kira kira syair lagu pengiring tarian silat sebagai awal dimulainya kesenian Kuntulan, bergemuruh menggema di dinding dinding bukit yang mengelilingi dusun Semangkung, desa Mlaya, Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara pagi itu. Sebuah syair lagu penuh makna dan sarat akan kebanggaan berbangsa dan bertanah air Indonesia, serta penghormatan yang luar biasa kepada pemimpin pemimpinnya.

Agak miris juga sebenarnya mengingat bahwa di tempat seperti ini rasa patriotisme dan perasaan hormat kepada pimpinan tertanam jauh lebih dahsyat daripada perasaan yang sama yang ada di dalam jiwa masyarakat yang mengaku orang kota.....

Damn.....

By the way, tenang..........kali ini kita bukan mau membicarakan soal rasa patriotisme masyarakat Semangkung itu kok. Kali ini mari kita mengupas lebih lanjut soal kesenian Kuntulan yang di gelar di pagi itu.......

Kuntulan ?? Apa itu ??

Kuntulan atau kali ini disebut  sebagai Kuntulan Semangkung, adalah sebuah kesenian tradisional khas masyarakat dusun Semangkung yang sudah diwariskan secara turun temurun sejak nenek moyang mereka. Menurut cerita masyarakat setempat, Warsito (63 tahun), Kuntulan berasal dari kata Kuntul yang merupakan singkatan dari kata rukun, kumpul dan betul. Hal tersebut tentu saja berbeda dengan apa yang selama ini menjadi anggapan masyarakat Banjarnegara dan sekitarnya (yang tahu budaya ini tentu saja......) yang menyangka bahwa kuntulan ini berasal dari ilmu beladiri Konto (yang berasal dari Kabupaten Kebumen).


"Gerakan gerakan silat yang kemudian nampak menjadi sebuah tarian dalam Kuntulan itu dasarnya bukan gerakan bela diri Konto, namun dari beladiri SH yang dibawa oleh Eyang Pernajaya selaku pencetus kesenian ini" begitu tambahnya. Entah SH apa yang dimaksud oleh salah satu dari tiga generasi awal kesenian Kuntulan Semangkung yang masih hidup tersebut.

Berbeda dengan Kuntulan Banyuwangi dan Kuntulan Brebes yang menggunakan peralatan gamelan dan para muda mudi sebagai pemainnya, Kuntulan Semangkung mempunyai beberapa ciri yang unik sebagai pembeda. Pertama, instrumen pengiringnya adalah alat musik terbangan (rebana) yang dimainkan oleh para sesepuh dusun. Dalam hal ini ada filosofi yang sangat menarik. Para sesepuh yang memainkan alat musik dimaknakan sebagai bahwa mereka berfungsi sebagai pengantar yang muda dalam menjalani kehidupan, dan sebagai pengawas gerakan tarian yang dimaknai juga sebagai mereka ikut mengawasi semua perilaku dan tata cara kehidupan generasi penerusnya agar tidak menyimpang dan berbuat keliru.

Ciri kedua dalam pertunjukan kesenian Kuntulan Semangkung adalah keseluruhan pemainnya laki laki. Menurut Mbah Tohari (83 tahun) selaku ketua Paguyuban Kesenian Kuntulan Bukit Indah Kencana Semangkung, alasan mengapa  hanya laki laki yang memainkannya adalah pemain Kuntulan harus selalu dalam kondisi konsentrasi tinggi serta memiliki jiwa raga yang kuat sehingga mampu melindungi keluarganya dari segala macam gangguan, dan kedua hal tersebut lebih mudah dicapai oleh kaum laki laki.

Ciri khas yang terakhir, dalam kesenian Kuntulan Semangkung ini TIDAK MENGGUNAKAN MAGIC seperti halnya kesenian tradisional yang lain. Walaupun kemudian mempertunjukkan beragam atraksi yang luar biasa, seperti Jaran Terbang, Mowot Kawat, Gigit Meja dan sebagainya, semuanya dilakukan dengan mengandalkan keterampilan dan hasil latihan selama bertahun tahun.

Oh my god.......
Ya itu mungkin apa yang akan Katty Perry katakan secara spontan apabila menonton langsung pertunjukan kesenian Kuntulan Semangkung ini. Bagaimana tidak, dalam atraksi Mowot Kawat akan ada seseorang diatas seutas kawat besi yang duduk di atas sebuah kursi kayu dan hanya mengandalkan keseimbangan semata. Kemudian pada atraksi Jaran Terbang, akan ada 3 atau lebih orang dewasa yang akan saling mengkaitkan tangan dan kaki mereka dengan bertumpu pada satu orang yang tetap berdiri dengan kedua kakinya dan membentuk seperti pesawat terbang dengan seorang bocah duduk dengan tenang di pucuk formasi. Istimewa.....

Jaran Terbang

Mowot Kawat

Ada lagi atraksi Gigit meja, dimana seorang penari akan menggigit sebuah meja di bagian ujungnya dan kemudian akan ada seorang anak yang kemudian akan duduk di atasnya. Selama beberapa menit mereka akan melakukan tarian tarian yang menyerupai gerakan silat sambil mengelilingi arena dan mengulungkan sebuah wadah untuk saweran penonton.

Gigit Meja
Dalam atraksi bolang baling, para penari akan berhadapan berpasangan untuk kemudian melakukan gerakan meroda. Tidak gampang untuk melakukan gerakan ini karena dilakukan secara couple dengan saling mengkaitkan tangan dan kaki mereka untuk kemudian berjumpalitan layaknya roda yang sedang berjalan.

Ada satu atraksi yang menurut saya agak ajaib, yaitu atraksi Bandan ( dari kata bandanan yang artinya diikat). Dalam atraksi ini dari 25 anggota, hanya Pak Warsito seorang yang sudah mahir dan menguasainya. Atraksi ini bisa dibilang berbahaya lho karena di awal atraksi, Pak Warsito akan diikat dengan tali pada seluruh tubuhnya (dengan tangan diikat ke belakang) untuk kemudian diletakkan di sebuah tempat tertentu dengan di pasangi golok super tajam pada bagian leher, perut serta kaki sedemikian dekat dengan kulit sehingga akan sulit untuk bergerak sekalipun. Setelah posisinya siap, tubuh terikat Pak Warsito akan ditutup dengan terpal selama 2 - 3 menit. Dan........ ajaib...... Ketika dibuka, tubuh itu sudah terbebas dari tali dan golok tajam tanpa satupun luka menggores kulitnya.

Shit.... 
Saya jadi sangat terharu disini.

Ya, di sebuah dusun yang sangat sangat jauh dari kebisingan kota, dan bahkan seolah olah tidak muncul di peta kota Banjarnegara sekalipun, sebuah tempat yang masih sangat luar biasa asri, damai, juga mempesona. Dusun dimana di setiap bibir masyarakatnya tersungging sebuah senyuman hangat dan sapaan bersahabat. Dusun dimana kami diterima dan disambut dengan sangat sangat dan sangat istimewa oleh pak Tarji selaku Kepala Dusun dan keluarganya, dusun dimana kami bisa minum air mandi kami yang sangat jernih dan murni asli pegunungan tidak seperti iklan air mineral di televisi.........

Semangkung

Betah ?? PASTINYA........ sebab sangat berat rasanya beranjak pergi dari tempat seperti ini........


Tabe dan Hormat Kita Semua
Kepada Bapak bapak dan Saudara
Yang Ada di Sini Selamanya Datang
Sebentar Lagi Kita Akan Mulai.......

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow