Posted by : ngatmow 3.26.2020

Sepi ......

itu kata pertama yang keluar dari mulut ketika berangkat ke kantor pagi ini. Memang sih dalam rangka "perang" melawan Corona masyarakat dianjurkan oleh pemerintah melakukan Sosial distancing alias membatasi bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung dan bahkan membatasi keluar rumah. Dan hal tersebut dikuatkan dengan pemberlakuan Work From Home (WFH) dalam skala besar dan nasional.  


Apa sih Corona itu ?
Virus Corona atau Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona ini adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan bahkan kematian. 

Hanya itu ? Tidak sodara sodara ......
Dari hasil penelitian yang dilakukan para pakar dari Peking University International Hospital ditemukan bahwa virus corona yang menyebabkan COVID-19 tetap hidup di paru-paru korban bahkan setelah pasien meninggal dunia. Hasil temuan lainnya dari autopsi juga menunjukkan adanya kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh pasien yang dilakukan virus corona.

Yang lebih mengerikan lagi, infeksi COVID-19 tidak hanya menyebabkan perubahan patologis yang parah di paru-paru. Tetapi juga merusak bronkiolus, yang membuat pasien lebih sulit untuk bernapas.

Oleh karena bahayanya yang luar biasa itulah maka ada instruksi khusus bahwa pasien meninggal karena COVID-19 tidak boleh dimakamkan sendiri oleh keluarga melainkan harus dilakukan oleh pihak medis. Tanpa prosedur pemeliharaan jenazah seperti layaknya seperti dimandikan, dikafani dan seterusnya, bahkan yang lebih menyayat hati adalah tanpa pengiring dan para pelayat......... 
Tragis.......

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam beberapa tulisan di dunia maya, baik yang berbahasa indonesia maupun berbahasa inggris, banyak sekali asumsi, praduga dan bahkan analisa yang (maaf) menarik untuk kita selami secara mandiri (karena memungkinkan nanti terjadinya perdebatan antah berantah yang ga jelas ujung pangkalnya hehehe.....) dan tentu saja semua itu sangat masuk akal  .......

Banyak pakar dan ahli intelijen dunia meyakini penyebaran virus COVID 19 tidak terjadi secara kebetulan. COVID 19 diduga hasil dari konspirasi yang memuat skenario, skema, dan desain tertentu. Lebih jauh, tudingan ini justru dialamatkan kepada negara adidaya, Amerika Serikat (AS).

Pernyataan itu diperkuat oleh keterangan mantan pejabat intelijen militer dari Badan Intelijen Pusat (CIA) dan mantan spesialis ahli-terorisme Amerika Serikat, Philip Giraldi yang mengatakan virus COVID-19, tidak muncul secara alami melalui mutasi melainkan diproduksi di laboratorium.

Dalam pernyataan yang diterbitkan Strategic Culture Foundation (5/3/2020), ia mencurigai Amerika dan Israel terlibat dalam produksi virus tersebut sebagai agen perang biologis. Argumen Giraldi belum terbukti sahih. Namun banyak pakar dan pemerhati intelijen meyakini konspirasi ini.

Pengamat militer dan pertahanan, Wibisono mengatakan banyak analisa yang bermunculan mengatakan virus corona diciptakan oleh AS. Menurutnya dalam dunia telik sandi, kecurigaan terhadap kemunculan konspirasi terhadap peristiwa bukan hal yang baru. “Saya termasuk orang yang tidak pernah percaya dengan teori konspirasi, namun saya percaya politik penuh dengan konspirasi,” katanya kepada Gatra.com, Rabu (25/3).

Terlepas dari siapa aktor yang dimungkinkan dalam konspirasi tersebut, Wibi mengatakan perlu bagi para pakar menyimak asal dari kemunculan virus, apakah benar berasal dari Cina?. Menurutnya penting bagi para pakar untuk menyelidiki fakta ilmiah dari kasus COVID 19, dan tidak menggantungkan informasi pada satu literasi berita media saja.

Wibi menyebutkan agak aneh informasi yang menyebutkan virus corona berasal dari laboratorium Wuhan di Cina. Sampel lengkap dari virus menurutnya justru dimiliki oleh laboratorium AS. “Analisa saya, satu-satunya laboratorium yang punya sampel virus hidup dengan lima jenis GEN adalah Bio-Lab militer USA di Fort Detrick, Maryland. Itu sangat mungkin tercipta virus baru di situ. Sementara laboratorium Wuhan di Cina hanya punya satu sampel jenis virus, yang tak mungkin bisa melahirkan varietas jenis virus baru,” katanya.

Ia menyebutkan keterangan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan para pakar yang ada di AS sendiri. “Saya membaca artikel yang ditulis oleh Daniel Lucey, seorang ahli penyakit menular di Universitas Georgetown di Washington. Ia mengatakan dalam sebuah artikel di majalah Science bahwa manusia terinfeksi pertama kali bukan di Wuhan tetapi di tempat lain. Tetapi ada juga yang bilang pada 18 september 2019, yang pasti bukan berasal dari pasar seafood di Wuhan,” ujarnya.

Makalah itu menurutnya juga diperkuat oleh peneliti Cina dari China Academy Science. Dalam artikel tersebut dituliskan rincian tentang 41 pasien pertama yang dirawat di rumah sakit. “Mereka positif terinfeksi apa yang disebut dengan Novel Corona Virus 2019 (2019-nCoV). Pertama kali, pasien jatuh sakit pada 1 Desember 2019 dan tidak memiliki hubungan dengan pasar seafood, data mereka juga menunjukkan bahwa secara total, 13 dari 41 kasus tidak pernah ke pasar seafood,” katanya.

Meski sebagian besar punya historis bepergian ke pasar seafood, tetapi itu menunjukan penyebaran virus terjadi sebelum bulan Desember 2019. Merujuk pada artikel Science, yang terbit 25 Januari 2020, Andersen memposting di situs web penelitian virologi tentang analisisnya terhadap 27 genom 2019-nCoV. Ia berkesimpulan kelahiran Covid 2019 itu pada tanggal 1 Oktober 2019. “Ada laporan dari Kristian Andersen, ahli biologi evolusi di Scripps Research Institute, yang telah menganalisis urutan 2019-nCoV untuk mencoba memperjelas asal muasal virus corona. Dia mengatakan skenario yang masuk akal adalah orang yang terinfeksi membawa virus ke pasar seafood. Jangan dibalik. Bukan seafood sebagai penyebar tetapi manusia,” ujarnya.

Dilihat dari sisi konspirasi, kejadian tersebut bertepatan saat acara World Military Games yang diadakan di Cina pada 18-27 Oktober lalu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, dalam pernyataan kerasnya pertengahan Maret lalu, menuding virus corona di Wuhan merupakan kiriman dari militer AS.

Menurutnya dari sana dugaan awal penyebaran virus, kenyataannya pasien nol Covid 2019 yang berjumlah lima pasien adalah warga AS yang berada di Cina. “Setelah itu ada hari raya imlek dimana terjadi eksodus besar besaran orang kota ke desa untuk merayakan imlek di kampung halamannya. Kerumunan orang banyak tak bisa dihindari. Intelijen Cina cepat mengetahui akan serangan Covid 2019. Cina tidak mau ambil resiko terjadi penyebaran virus corona meluas. Apalagi di saat musim dingin. Dengan cepat pemerintah Cina lockdown kota Wuhan,” katanya.

Ia menambahkan varietas virus yang menyerang di Cina juga berbeda dengan kejadian yang ada di Iran dan Italia. “ Hasil penelitian membuktikan bahwa varietas genom virus di Iran dan Italia, setelah diurutkan, ternyata tidak memiliki kesamaan dari varietas yang menginfeksi Cina. Artinya itu berasal dari tempat lain ”.

Wibisono menyebutkan kemungkinan rentetan serangan senjata biologis itu juga terkait dengan motif ekonomi dan kelanjutan perang dagang. “Ini saya rasa bagian dari rangkaian perang dagang. Sejarah perang dunia kedua berawal dari perang dagang juga. Saling embargo satu sama lain. Akhirnya perang fisik tak terelakan. Kini mungkin orang enggak mau lagi perang fisik. Karena ongkosnya mahal. Tetapi dengan sains, orang bisa membunuh banyak orang tanpa ada kerusakan,akhirnya menggunakan rekayasa biologis,” pungkasnya.

Sejalan dengan pendapat itu dilansir dari beberapa media dan jurnal internasional,  beberpa pejabat China menuding seorang tantara asal AS yang membawa covid 19 ke negeri China tersebut tepat setelah terjadinya perang dagang antara China dengan AS dimulai, namun tuduhan ini tanpa disertai bukti apapun. Dan itu adalah senjata biologis yang diciptakan untuk memulai "perang". 

Pendapat lain yang muncul di CNBCIndonesia.com pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie menduga bahwa covid 19 ini adalah senjata biologis yang digunakan untuk pemusnah masal. Dia juga menyebutkan, dari pernyataan mantan perwira intelijen CIA, Philip Giraldi mengatakan bahwa covid 19 bukan terjadi secara alami melainkan melalui mutasi genetik. Disebutnya bahwa virus mematikan itu sengaja diproduksi di laboratorium oleh AS dan bekerja sama dengan Israel untuk menghancurkan musuh terbesarnya yaitu China dan Iran dari berbagai sisi (karena dari sisi ekonomi  dan teknologi selalu saja gagal total).

Lebih lanjut Connie mengatakan senjata biologi memiliki daya tarik untuk digunakan karena sangat murah. Berdasarkan data beliau menyebut 1 kilometer persegi serangan senjata biologi hanya $1 US, selain itu senjata biologi dinilai tidak mudah dideteksi baik dengan X-ray ataupun anjing pelacak sekalipun. 

Sedangkan senjata konvensional memerlukan biaya $2.000 US, senjata nuklir $800 US, dan senjata kimia $600 US. Iran pun berada di ambang kekacauan akibat wabah virus corona. Bagaimana tidak? Sebanyak 23 dari 290 anggota DPR Iran dilaporkan positif virus corona. Parlemen langsung ditangguhkan tanpa batas waktu, dan anggotanya diminta untuk tidak bertemu dengan publik.

Dan teori konspirasi terakhir mengatakan bahwa COVID-19 sengaja diproduksi oleh Illuminati untuk memulai "Economy Big Start" sehingga menguntungkan konglomerat dunia yang berada di balik World Bank.  COVID-19 ini memang sengaja diproduksi dan diedarkan untuk membuat kekacauan dan kerugian ekonomi secara universal. Imbasnya banyak sekali harga saham yang anjlok dan banyak investor yang menjualnya dengan harga murah.  Selain itu pun mau tidak mau akan memartil banyak negara bahkan dunia menuju kerugian ekonomi akibat tersedotnya banyak biaya untuk merawat warga yang sakit dan dirumahkannya banyak pekerja untuk mencegah penularan COVID-19. 

Efeknya banyak perusahaan yang mengalami kerugian dan menurunnya pendapatan negara yang mengakibatkan perlambatan ekonomi itu akan benar-benar terjadi. Dan negara-negara di dunia akan membutuhkan hutang untuk membangkitkan kembali perekonomian di negara mereka. Well, tentu saja kemana lagi negara-negara yang merugi ini akan berhutang jika bukan ke World Bank?

Sedangkan yang memiliki penyokong dana dibalik World Bank yang disinyalir adalah Illuminati, yang dimana pesertanya adalah konglomerat dunia. Illuminati juga akan mendapatkan banyak keuntungan dari harga-harga saham yang jatuh, mereka bisa saja membelinya sekarang dengan harga murah dan menjualnya kembali saat harga sudah tinggi atau ketika perekonomian global telah kembali pulih. Ditambah lagi harga $1 US sekarang naik menjadi sekitar 16.308 rupiah (per 26 Maret 2020).

Tapi, bener nggak sih itu semua ?
Kembali lagi itu semua hanya analisa dan argumen dari berbagai sumber. Mengenai benar atau tidaknya sekali lagi hanya Tuhan Yang Maha Tahu dan waktulah yang akan menjelaskannya pada kita ..........

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

So What we can do now ?
Mostly lockdown activated ?

Dalam sebuah tulisannya, dr. Tifauzia Tyassuma yang berjudul :

"Mengapa saya sekarang tidak gencar lagi berteriak #lockdown?"

Dia menjelaskan bahwa kondisi Indonesia saat ini, juga negara-negara lain, di minggu ke 4 perjalanan COVID-19 sudah masuk dalam fase kedua penyebaran COVID-19, menjadi Local Transmitted.
Ibarat perang, tidak mau cepat-cepat tutup gerbang, gerbang terlambat ditutup, ya sudah musuh berhasil masuk ke dalam benteng kota.

Apa artinya? Artinya Indonesia berubah menjadi mangkok raksasa. Dalam mangkok itu, berisikan manusia dan virus Corona. Menjadi satu, saling kontak, saling meloncat, saling menempel. Ada PDP yang dia tidak tahu dia PDP (Pasien Dalam Pengawasan), lalu masih bekerja di kantor, naik KRL, kemudian batuk, lalu virusnya lompat dan menempel di bangku. Bangku diduduki orang dan tangannya memegang virus. Dia gatal lalu kucek-kucek, jadilah seketika itu juga dia ODP (Orang Dalam Pemantauan).

ODP ini kemudian pulang ke rumah disambut anak-anak yang menggelendot dalam pelukan, jadilah anak-anak itu ODP. Singkat cerita, jadilah keluarga itu keluarga ODP, tanpa merasa kenal ataupun kontak dengan PDP.

Di dalam mangkok raksasa bernama Indonesia, ada mangkok-mangkok kecil bernama Jakarta, Bandung, Solo, dan kota-kota lain yang sudah mengalami Local Transmitted.

Parahnya adalah karena mangkok-mangkok itu tidak ditutup rapat, maka berlompatanlah isi mangkok itu, manusia yang kemungkinan adalah PDP atau ODP, ke mangkok lain.

Jadilah mangkok lain mengalami local transmitted.
Begitulah seterusnya. Dan seterusnya.

Lantas apa yang terjadi?

Pertama ya siapkan saja kuburan massal........

Karena jelas akan terjadi banyak kasus kematian, paling kurang 10% dari PDP dan ODP yang berada di dalam mangkok itu, memiliki komorbid (penyakit penyerta) atau murni dari perparahan COVID19 nya sendiri.

Berikutnya adalah kelompok PDP tanpa gejala. Dia bisa kesana kemari sebagai reservoir penyebar virus.

Berikutnya adalah kelompok PDP yang sakti imunitasnya dan sembuh sendiri. Jadilah dia pembawa Imunoglobulin (+).

Berikutnya adalah PDP yang rentan, alias karier, pada waktu daya imunitasnya turun maka dia bisa berubah menjadi PDP.

Berikutnya yang lebih banyak lagi adalah ODP. Terpapar tetapi tidak terinfeksi.

Inilah orang yang paling beruntung dalam mangkok itu. Siapa mereka?

Orang yang mampu memelihara Mikrobiotas ususnya dengan baik, dengan memberi makan Mikrobiotas usus bahan baku terbaik yang diberikan oleh alam, dalam bentuk tetumbuhan beraneka ragam dan warna.

Para pembaca Nutrisi Surgawi termasuk yang beruntung. Karena mereka paham sekali tetumbuhan apa yang membuat Mikrobiota mereka bagus, lengkap, tumbuh dengan bagus, dan mampu menjadi Pabrik Obat Imunitas bagi tubuhnya.

Silakan bagi para Pembaca Nutrisi Surgawi untuk menyebarluaskan pengetahuan Anda kepada masyarakat di sekitar tempat tinggal. Agar mereka bisa bersama-sama bisa menjadi sehat dengan cerdas, dan mampu menjaga ususnya menjadi ladang tempat tumbuh Mikrobiota, pabrik imun dalam tubuh kita.

Sudah paham kan apa yang dimaksud dengan Local Transmitted dan Nutrisi Surgawi ? hihihi ......

By the way, mari kita merenung sejenak sodara sodara, kita harus sadar bahwa kita nggak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. kita harus bersatu padu...... kita harus mengikuti instruksi pemerintah yang notabenenya adalah koordinator kita semua. biar mereka yang berpikir dan memutuskan langkah apa yang harus kita lakukan, sementara kita hanya perlu berdiam diri dan berusaha sebisa mungkin untuk melakukan social distancing....... serta mengurangi kehebohan via media sosial yang justru akan semakin membuat kita nampak BODOH  dan LUCU ........

so, mari kita dirumah saja dulu ...............

Comments
2 Comments

{ 2 komentar... read them below or Comment }

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow